Emir Kuwait Syeikh Nuwaf Jaber Al Sabah melakukan telpon dengan pemimpin Hamas Ismail Haniyah.
Mereka mendiskusikan rekontruksi jalur Gaza pasca perang 11hari dengan Israel.
Secara khusus, Ismail Haniyah berterima kasih kepada Erdogan, Emir Qatar Syeikh Tamim, dan Emir Kuwait Syeikh Nuwaf atas dukungan mereka sejak pertama kali perang.
Pimpinan Hamas di luar negeri Khaled Misyal secara khusus mengatakan akan terus berkonsultasi dengan ke tiga negara ini untuk langkah diplomasi yang akan di ambil kedepan dalam memperjuangkan Palestina.
Erdogan sendiri sudah menginstruksikan kementerian luar negeri Turki untuk aktif membantu Hamas apapun yang mereka butuhkan dalam diplomasi kedepan.
AS sendiri kembali menggaungkan dukungan mereka kepada Israel dalam kunjungan menteri luar negeri AS Anthony Blinken ke Tel Aviv menemui Menlu Israell Ghabi Askhenazi.
Dalam kunjungannya kemarin, Blinken mengatakan bahwa keamanan dan kenyamanan Israel adalah komitmen AS. AS akan selalu berdiri bersama Israel.
AS juga berjanji akan ikut memperbaiki sistem iron dome Israel yang dalam perang kemarin tidak bekerja secara maksimal dan mengalami banyak masalah.
Dari sini kita harus paham, bahwa sikap AS selalu membantu Israel sejak dulu sampai sekarang. Oleh sebab itu, para supporter Hamas jangan mau terkecoh dengan retorika AS yang selalu mengatakan akan adil. Sejatinya mereka selalu membela Israel.
Begitu juga dengan semua negara boneka AS di timur tengah, mulai dari Saudi sampai Mesir, dari Emirate sampai Bahrain. Mereka semua tidak berdiri sama sekali mendukung Hamas.
Sampai sampai pimpinan Hamas Khaled Misyal mengatakan dan berharap semoga semua negara-negara Arab pendukung Israel diatas suatu saat bisa kembali ke jalan yang benar dan mendukung Palestina.
Hamas berterima kasih kepada siapapun yang telah membantu mereka dimasa lalu atau dalam perang 11 hari kemarin.
Khususnya kepada Turki, pimpinan Hamas mengucapkan terima kasih atas keterlibatan Turki dalam 5 kali perang terakhir dengan Israeel kurun waktu 15 tahun terakhir.
Perlu anda ketahui, walaupun Turki tidak bisa mengirimkan tentara mereka langsung ke Palestina karena kendala hukum internasional yang juga dialami oleh semua negara.
Tapi Turki adalah otak dibalik gagalnya israel dalam mengupayakan pelucutan senjata Hamas dalam beberapa diplomasi dimasa lalu.
2015 misalkan, waktu itu israel meminta dunia internasional agar menekan Hamas di jalur Gaza untuk menyerahkan senjata mereka lewat jalur PBB.
Waktu itu Turki berkeras bahwa senjata Hamas tidak boleh dilucuti apapun konsekuensinya. Karena Hamas bukanlah organisasi teroris, tapi bagi Turki Hamas adalah pejuang kemerdekaan negerinya.
Kerasnya sikap Turki pada waktu itu berhasil menggagalkan dunia internasional dalam upaya melucuti senjata Hamas. Dan ampai sekarang Hamas masih terus bisa melawan Zionis dengan senjata. Tidak terbayang jika senjata Hamas berhasil disita lewat drama di PBB.
Masih terlalu banyak fakta fakta politik di lapangan yang belum tersampaikan lewat tulisan tulisan saya di medsos ini, yang insyaAlalh nanti akan terus coba kita cicil menulis agar utuh dan lengkap.
By Tengku Zulkifli Usman
(Pengamat GeoPolitik Dunia Islam Internasional)
*Foto: Pimpinan Hamas Ismail Haniyah dan Emir Kuwait Syeikh Nuwaf Jaber Al Sabah.