Apakah mereka yang nggak koar-koar di medsos tentang Palestina berarti tidak peduli dengan Palestina?
Belum tentu.
Bisa jadi mereka telah menyumbang sekian juta, atau bahkan ratusan juta atau bahkan milyaran untuk rakyat Palestina.
Bisa jadi mata mereka selalu menangis di sepertiga malam terakhir untuk Al-Quds dan Palestina..
Bisa jadi Al-Quds dan Palestina selalu terucap dalam doa-doa mereka nan khusyu', dalam qunut-qunut nazilah mereka..
Bisa jadi mereka adalah para pengajar yang di dunia nyata paling gencar mendidik generasi muda tentang Al-Quds dan kewajiban membebaskannya..
Bisa jadi mereka punya kepedulian dan alasan yang tidak ketahui.
Bisa jadi kita yang paling gencar koar-koar di media sosial adalah yang paling sedikit sumbangsihnya untuk Palestina dan Al-Quds.
Tapi, Kawan...!
Adalah sebuah aib jika kau adalah seorang ustad atau tokoh publik atau minimal punya banyak penggemar dan pengikut di media sosial...
Jika selain tak mampu menyumbang doa dan harta, hatimu juga tak tergerak untuk memberitahukan kondisi Palestina kepada dunia dan kepada generasi muda kita.
Aib jika Kau tak tergerak untuk menyatukan hati-hati umat ini (yang ratusan tahun larut dalam perdebatan teologis dan furu' tanpa ujung) untuk bersatu dalam masalah yang kita sepakati bersama; bahwa Al-Quds adalah kiblat pertama umat ini yang harus kita bebaskan!
Aib bagi nuranimu yang kemarin berkoar-koar tentang pentingnya ukhuwah insaniyah tapi diam dan berlindung dibalik alasan; kan menyumbang, berdoa dan memberitahukan tentang Al-Aqsa tidak wajib.
(Taufik M Yusuf Njong)