[PORTAL-ISLAM.ID] ANKARA - Dunia yang semakin bergerak menuju penggunaan pesawat otonom dan tak berawak membuat Turki berusaha mengembangkan konsep yang tumbuh di dalam negeri dari sistem semacam itu, kata Menteri Perindustrian dan Teknologi Mustafa Varank dalam sebuah wawancara televisi, Kamis (29/4/2021).
“Mungkin lima atau sepuluh tahun dari sekarang, kita akan berbicara tentang bagaimana pesawat tempur generasi kelima tidak lagi berguna dan seluruh dunia akan mulai mengikuti kita,” kata Varank.
Varank menggarisbawahi bahwa fasilitas produksi Turki telah memperoleh kemampuan yang signifikan di bawah program jet tempur F-35, di mana Ankara terus memproduksi suku cadang meskipun tidak lagi menjadi anggotanya.
Dia menekankan bahwa Turki akan melanjutkan proyeknya untuk mengembangkan pesawat tempurnya sendiri, sementara pada saat yang sama mengembangkan proyek alternatif untuk kendaraan udara tak berawak tempur (UAV).
F-35 memiliki kemampuan penting tetapi merupakan pesawat yang sangat mahal, katanya. “Kami bukan hanya pembelinya, tapi juga mitra Program F-35. Turki memproduksi hampir seribu suku cadang, termasuk suku cadang mesin.”
Varank menunjukkan bahwa Turki telah memenuhi komitmennya hingga hari terakhir dalam program jet itu.
Turki adalah satu-satunya pabrikan untuk beberapa suku cadang jet F-35, tambahnya.
“Saat kami keluar dari program, ada kenaikan biaya pesawat, mereka harus mencari pemasok baru,” katanya sambil menambahkan bahwa upaya untuk Proyek Pesawat Tempur Nasional sedang dilakukan di Turki.
Akuisisi Turki atas sistem pertahanan rudal S-400 Rusia pada tahun 2017 menyebabkan keputusan pemerintahan Trump saat itu untuk mengusir Ankara dari program pesawat tempur F-35. AS khawatiran bahwa sistem anti-udara Rusia yang canggih tidak kompatibel dengan sistem NATO.
Turki telah membantah bahwa S-400 merupakan ancaman bagi pesawat F-35, dan telah menyatakan bahwa itu tidak akan diintegrasikan ke dalam jaringan NATO.
(Sumber: Anadolu Agency English)