MENTERI KEUANGAN TERBA(L)IK
Tahun lalu Ali Shareef Al Emadi dinobatkan oleh Majalah The Banker sebagai Menteri Keuangan Terbaik di kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara (Middle Eastern Finance Minister of the Year 2020). Ia dinilai berhasil menavigasi kebijakan ekonomi Qatar ketika harga minyak ambruk pada tahun 2014/2015, yang telah mendorong negara itu dan negara-negara Timur Tengah lainnya untuk mempercepat diversifikasi ekonomi.
Penangkapan Al Emadi ini cukup mengejutkan. Sebab, meskipun praktik koruptif bukanlah hal yang asing di negara-negara petrodollar, namun jika merujuk pada Indeks Persepsi Korupsi 2020 yang dirilis Transparency International, Qatar sebenarnya termasuk negara yang paling tidak korup di kawasan Teluk. Skornya cukup baik, yaitu 63 dari 100. Di bawah kepemimpinan Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani, Qatar memang berusaha keras untuk meningkatkan reputasi internasionalnya, termasuk mempromosikan sejumlah reformasi politik di dalam negeri.
Jadi, anehkah penangkapan ini?
Mungkin sebaliknya. Justru karena Qatar punya latar belakang antikorupsi yang baik itulah maka mereka tak segan untuk menyelidiki menteri keuangannya, meskipun yang bersangkutan menyandang gelar Menteri Keuangan Terbaik. Pejabat mereka sama sekali tak berpikir culas untuk menerbitkan beleid sejenis Perppu Corona yang bisa memberi kekebalan hukum luar biasa kepada Menteri Keuangan, Gubernur Bank Sentral, atau para pejabat di sektor keuangan dari berbagai tuduhan kejahatan terkait sektor publik (crimes related to the public sector) sebagaimana yang kini menjerat Al Emadi.
Di negara yang Indeks Persepsi Korupsi-nya baik, seorang Menteri Keuangan Terbaik bisa berubah menjadi Menteri Keuangan Terbalik. Sementara, di negara yang Indeks Persepsi Korupsi-nya terus melorot, keuangan negaranya jungkir balik, dan utangnya terus meroket tajam, sungguh ironis menteri keuangannya terus-menerus dianggap sebagai malaikat tak berdosa.
(By Tarli Nugroho)
*fb