Sambil mendoakan semoga Habib MRS secepatnya dibebaskan, bolehlah saya menulis sedikit masalah yang ringan-ringan sahaja.
Kali ini saya tertarik dengan "Perseteruan" antara Mbak Inul dengan Mbak Neno Warisman.
Sepanjang yang saya pahami, Mbak Neno Warisman mendukung "Boikot" Indomaret, justru karena alasan Karyawan Indomaret yang diperlakukan secara tidak adil oleh pihak management Supermarket tersebut. Dan sebenarnya, tuntutan Boikot ini justru disuarakan oleh kawan-kawan Buruh.
Kalau kemudian si Inul tiba-tiba ngamuk-ngamuk ngga jelas, kemudian memaki Mbak Neno dengan kata-kata kasar dan mengusirnya keluar dari Indonesia, saya cuma bisa tertawa terbahak-bahak.
Tentu saja ada kalanya tertawa adalah sikap paling bijak. Terutama menyikapi para badut seperti Inul dan beberapa artis yang tiba-tiba menyerang rakyat lain yang dianggap berseberangan dengan Penguasa.
Saya sudah membaca alasan Inul menyerang Mbak Neno. Pertama karena alasan Covid. Kedua dianggap berseberangan dengan Pemerintah.
Herannya, ketika Penyelanggaraan Pilkada dimasa Pandemi, kenapa Congornya Inul ngga protes ya?
Ketika Pak Jokowi menimbulkan keramaian di Kunjungannya ke Maumere, kenapa dia cuma diam saja?
Isu-isu yang sangat penting semisal Pelemahan KPK, ASN Fiktif 97 ribu orang, dan berbagai isu serius lainnya tidak pernah ditanggapi mereka. Giliran yang isu sepele (mengcounter oposisi), muncul Inul, Nikita Mirzani, Luna Maya dan lainnya.
Saya rasa reaksi mbak Neno sudah tepat. Malah memuji dan menyanjung Inul. Karena orang-orang labil dan kapasitas otak ala kadarnya bukan lawan yang sepadan untuk berkonfrontasi. Lebih baik dipuji, ntar diam sendiri.
Saya sendiri secara pribadi salut sama dia. Bagaimana bisa dengan otak pas-pasan dan hanya bermodalnya goyang bor pantat si Inul bisa kaya-raya.
Tentu saja "kesuksesan" si Inul mengingatkan saya dengan seseorang yang juga berotak pas-pasan tapi bisa jadi Presiden dua periode.
Mungkin saja sama dengan kasus Inul. Karena banyak yang berotak pas-pasan di Negeri ini, senang dengan goyang "ngebor-nya" Inul, maka si Otak pas-pasan yang jadi Presiden juga bisa terpilih karena pada dasarnya rakyat kita masih banyak yang otaknya pas-pasan.
Cuma buat kita yang masih tetap berusaha waras, hal-hal seperti ini benar-benar menjengkelkan, bukan?
(By Azwar Siregar)