[PORTAL-ISLAM.ID] Hamas menyatakan kemenangan dalam perjuangannya yang sekarang selama 10 hari melawan eskalasi besar-besaran rezim Israel yang menargetkan Jalur Gaza, menyebut Perdana Menteri Benjamin Netanyahu sebagai pecundang besar dalam konfrontasi tersebut.
Sejak Senin lalu, rezim secara tidak sadar telah meningkatkan serangan militernya terhadap daerah kantong yang diblokade, tempat bermarkasnya gerakan perlawanan Palestina. Hamas dan Jihad Islam, sesama kelompok perlawanan yang berbasis di Gaza, telah menanggapi dengan menembakkan ribuan roket ke wilayah pendudukan.
"Netanyahu telah menderita kekalahan besar dan Hamas menyatakan kemenangan," kata Mousa Abu Marzouq, wakil pemimpin Hamas, Rabu, seperti dilaporkan jaringan televisi Lebanon al-Mayadeen.
"Saya berharap kita bisa mencapai gencatan senjata dalam satu atau dua hari ke depan," tambahnya.
Menurut pejabat Hamas itu, tanggapan spektakuler perlawanan terhadap eskalasi Israel telah memaksa Amerika Serikat untuk mulai menekan Tel Aviv untuk menghentikan serangannya.
Sebelumnya, Presiden AS Joe Biden mendesak Netanyahu untuk mencari "de-eskalasi" pada hari Rabu di jalan menuju gencatan senjata dalam konflik tersebut, Reuters melaporkan.
Serangan balik kelompok perlawanan memaksa Washington untuk mengubah pendiriannya, katanya.
Menurut Ofir Gendelman, juru bicara kantor Netanyahu, kelompok yang berbasis di Gaza telah menembakkan sekitar 4.000 roket ke wilayah pendudukan sebagai tanggapan atas serangan rezim Israel.
Pejabat Hamas juga mencatat bagaimana kebiadaban rezim yang semakin intensif telah diikuti oleh "simpati yang belum pernah terjadi sebelumnya" untuk Palestina di seluruh dunia, dan bahkan di dalam wilayah pendudukan.
Banyak pemimpin dunia mengutuk eskalasi tersebut. Kota-kota dunia yang tak terhitung jumlahnya, termasuk yang bertengger di jantung wilayah pendudukan, juga telah menyaksikan protes besar-besaran terhadap kekejaman Israel.
Israel takut neraka akan lepas
Pejabat Hamas itu menyatakan bahwa faktor lain yang akan memaksa rezim Israel untuk menyerah pada gencatan senjata adalah serangan dari berbagai arah.
Beberapa roket telah ditembakkan dari Lebanon menuju wilayah Israel selama sepekan terakhir. Kelompok perlawanan Irak dan gerakan Ansarullah Yaman yang populer juga telah berjanji untuk membantu kelompok-kelompok Gaza dalam perjuangan mereka melawan Tel Aviv.
"Israel tidak dapat berperang di front yang berbeda, dan sangat khawatir bahwa gerbang neraka akan terbuka di depannya," kata Abu Marzouq.
Menurut pejabat itu, potensi gencatan senjata tidak akan mencakup Tepi Barat yang diduduki Tel Aviv, tempat pasukan Israel telah menyerang jamaah dan pengunjuk rasa Palestina selama berminggu-minggu.
Namun demikian, perlawanan pada akhirnya akan memaksa Netanyahu untuk berhenti melanggar hak-hak Palestina, katanya.
(Sumber: presstv)