[PORTAL-ISLAM.ID] Setiap tahun kroco-kroco retjeh Neo Murji-ah ketika kaum Muslimīn memulai puasa, mereka meributkan do'a berbuka adalah "dzahabazh-zhoma-u…", bukan "allōhumma laka shumtu…"
Lalu meributkan bahwa Teraweh + Witir itu adalah 11 roka‘at, bukan 23 roka‘at.
Sedangkan Zakat Fithroh wajib dengan beras, tak boleh dengan uang.
Kemudian ucapan selamat di hari Raya adalah "taqobbalallōhu minna wa minkum…", bukan "minal-‘ā-idin…"
Selalu saja tema-tema retjehan yang sudah menjadi khilaf ‘ulamā’ dari lebih satu millenium lalu. Hal-hal yang hakikatnya hanya menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kaum Muslimīn saja.
Lucunya ketika ummat dizhōlimi, mereka justru memilih diam, bahkan malah berpihak kepada hukkām yang zhōlim.
(Arsyad Syahrial)