[PORTAL-ISLAM.ID] Pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh, kembali menyurati Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Selasa (18/5/2021) terkait dengan meningkatnya aksi penyerangan Israel.
Dalam surat tertanggal 18 Mei 2021 itu, Kepala Biro Politik Hamas Ismail Haniyeh meminta Jokowi segera bertindak dan menggalang dukungan dari negara-negara Arab, Islam dan juga komunitas internasional untuk menyatakan sikap tegas mendesak Israel segera menghentikan aksi teror dan penyerangannya ke wilayah Jalur Gaza.
Ismail Haniyeh juga meminta Jokowi menggalang dukungan dan mendesak Israel menghentikan pengusiran terhadap warga Palestina di Yerusalem, diskriminasi rasial serta mencabut keputusan terkait pengambilalihan Sheikh Jarrah.
Ia juga menuturkan bagaimana serangan brutal terjadi sejak pendudukan dilakukan tahun 1948. Baik di Yerusalem hingga Masjid Al Aqsa.
Dalam surat itu, ia pun menjelaskan beberapa poin penting mengenai empat rentetan kejadian sehubungan dengan serangan militer Israel ke wilayah itu sepekan ini. Kronologis bermula dari pengusiran 28 keluarga Palestina dari lingkungan Sheikh Jarrah yang dilakukan Israel untuk perluasan pemukiman Yahudi
“Pendudukan (Israel) meningkatkan strategi mengendalikan kota Yerusalem yang diduduki, menilai dan mengubah karakter demografinya, dengan mengeluarkan keputusannya yang tidak adil. (Israel) mengusir paksa 28 keluarga Palestina yang tinggal di Sheikh Jarrah, sebagai awal untuk membangun lingkungan Yahudi,” tulis Haniyeh.
Hamas meminta Presiden Jokowi mendesak Israel menjauhi Al-Aqsa serta menghentikan kekerasan terhadap jamaah yang melaksanakan ibadah di sana.
“Kami meminta Anda untuk bertindak segera, dan untuk memobilisasi dukungan Arab, Islam dan internasional, untuk mengambil posisi yang jelas dan tegas untuk mewajibkan pendudukan segera mengakhiri agresi dan teror yang dilakukan oleh pendudukan Israel terhadap Jalur Gaza yang terkepung,” kata Ismail Haniyeh dalam suratnya.
Dilansir Anadolu Agency, Haniyeh berharap Indonesia mampu menyatukan dukungan internasional untuk meminta Israel mundur dari Al Aqsa.
“Semoga Tuhan menjaga dan mengaruniakan kesuksesan, dan untuk persaudaraan Indonesia kemajuan lebih lanjut,” kata Haniyeh.
Hingga kini, belum ada respon dari pihak istana atas surat tersebut.
Sebelumnya Indonesia, Malaysia dan Brunei sempat menyatakan pernyataan bersama atas apa yang terjadi di wilayah itu. Presiden Jokowi, Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin hingga Sultan Brunei, Sultan Hassanal Bolkiah mengecam agresi Israel di Palestina.
“Kami mengutuk dalam istilah terkuat dan agresi terang-terangan yang berulang kali dilakukan oleh Israel, yang bertanggung jawab atas warga sipil di seluruh Wilayah Pendudukan Palestina, khususnya di Yerusalem Timur dan Jalur Gaza, yang telah membunuh, melukai, dan menyebabkan penderitaan bagi banyak orang, termasuk wanita dan anak-anak,” tulis pernyataan itu.
Ini bukan kali pertama pemimpin Hamas itu surati Presiden Jokowi.
Pada 10 Mei lalu, Haniyeh meminta Jokowi mencari dukungan dan meminta umat Islam bersatu melawan kekerasan Israel selama Ramadan.
Sementara itu menurut menurut Kementerian Kesehatan Palestina, setidaknya 217 warga Palestina telah tewas, termasuk 63 anak-anak dan 36 wanita, dan 1.400 lainnya terluka dalam serangan Israel di Jalur Gaza sejak pekan lalu.
Ketegangan baru-baru ini yang bermula di Yerusalem Timur selama bulan suci Ramadan menyebar ke Gaza sebagai akibat dari serangan Israel terhadap jamaah di kompleks Masjid al-Aqsa dan lingkungan Sheikh Jarrah.
Israel menduduki Yerusalem Timur, tempat al-Aqsa berada, selama perang Arab-Israel 1967. Itu mencaplok seluruh kota pada tahun 1980 dalam sebuah tindakan yang tidak pernah diakui oleh komunitas internasional.
(Sumber: Anadolu Agency)