Kata Kemenag: Toa Masjid Bukan untuk Bangunkan Sahur
Pernyataan ini merespons keberatan Zaskia Mecca yang komplain toa masjid untuk membangunkan sahur.
Pernyataan ini merespons keberatan Zaskia Mecca yang komplain toa masjid untuk membangunkan sahur.
Padahal dari dulu, Toa Masjid itu Multi Fungsi. Beragam kegunaan dan manfaatnya. Baik untuk urusan Keagamaan maupun Kemasyarakatan. Dari mulai Azan sampai Berita Lelayu (kematian) dan bahkan pengumuman yang paling efektif masyarakat kerja bakti lewat Toa Masjid.
Dan saat bulan Ramadhan, fungsi Toa Masjid jadi lebih ramai. Suasana Ramadhan sangat terasa dengan Syiar dan Kegiatannya. Masyarakat menyambut gembira. Dari dulu tak ada masalah.
Ketika dia marah dengan toa masjid, sebenarnya dia mengalami persoalan hidup yang sedang pelik. Bisa jadi ada perkara dalam keluarganya yang mengganggu pemikiran dia. Saat sedang kalut, dia mendengar toa masjid yang bangunkan sahur dan dianggapnya suara toa tersebut ikut memperkeruh suasana hatinya.
Saat dalam keadaan bermasalah, terkadang diri seseorang ingin ketenangan dalam area dimana saat ini dia berada.
Sayangnya, masalah yang dia hadapi bertepatan dengan bulan Ramadhan dimana masjid dan mushola menjadi lebih ramai dengan kegiatan tahunannya.
Dia merasa terusik saat ini, padahal tahun sebelumnya bahkan saat ia kecil atau saat ibunya mengandung dirinya dari gumpalan daging tidak pernah mempersalahkan bunyi toa di bulan Ramadhan.
Jika diri tidak tenang dan penuh permasalahan, suara adzan masjid pun akan dianggap mengganggu kala ia ingin sendiri dalam keheningan.
Bukan Toa yang bermasalah, bukan cara membangunkan sahur yang salah. Namun dirinyalah yang menjadi sumber derita.
Yang dia butuhkan bukan mematikan toa atau menutup jalan didepan rumahnya, agar iringan anak-anak muda yang bangunkan sahur tidak melintasi rumahnya.
Yang dia butuhkan adalah panduan seorang ulama untuk menenangkan jiwanya. Mengobati rasa dukanya dan menenangkan jiwa labilnya.
Yang dia butuhkan adalah psikolog yang bisa memberikan dia opsi berdamai dengan masalah hidupnya.
Bukan toa yang salah..
Bukan pula anak muda yang bernyanyi depan rumahnya..
Toa dan cara membangunkan orang sahur sudah ada dari dulu sebelum ia ditetaskan dalam rahim ibunya. Dan dulu ia pun gembira dengan cara-cara demikian, merindukan Ramadhan karena suasananya, merindukan masjid karena keramaian dan keriuhan didalamnya.
Tapi hari itu, dia bisa kepanasan. Mencari alasan untuk disalahkan, lalu enteng tangannya menari menuliskan emosi yang ia lemparkan.
Dirinya artis dengan jutaan penggemar. Ketika ia mulai menuliskan kegelisahannya, followernya akan ikut memanaskan. Artis yang lupa darimana ia dilahirkan, artis yang lupa bagaimana orang tuanya dulu bergembira dengan suasana Ramadhan, namun saat ini ia membencinya.
Dia sedang sakit lalu mencari pelampiasan.
Dan Kemenag, kembali meminta panggung dalam perkara musiman begini. Sampah...!!!
(By Setiawan Budi)