[PORTAL-ISLAM.ID] Ekonom senior Dr. Rizal Ramli lewat akun Twitter miliknya @RamliRizal memention Presiden Jokowi, Kepala KSP Moeldoko, dan mantan Kepala BIN Hendropriyono terkait bahaya buzzer.
RR sapaan akrab mantan Menko Maritim dan SDA, juga menyebutkan keberadaan buzzer bayaran menjadi musabab Presiden Joko Widodo tidak populer di kalangan masyarakat saat ini.
Menanggapi hal itu, pengamat kebijakan publik yang juga aktivis pergerakan 77-78, Syafril Sjofyan mengatakan, sistem kerja buzzer fokus pada penggiringan opini secara masif, tanpa dasar yang kuat.
"Mereka menyerang tokoh tertentu yang dianggap kritis terhadap pemerintah yang mereka dukung karena bayaran. Tugas mereka hanya satu, mendengung ke publik lewat saluran media sosial melalui status dari para tokoh tersebut," ujar Syafril Sjofyan, Selasa (27/4).
Biasanya buzzer bayaran diorganisir dan dibiayai oleh "Kakak Pembina". Mereka mengatur lalu-lintas penyebaran komen tersebut. Melalui tools-tools atau bot yang mereka punya.
Untuk itu, mereka mempunyai akun-akun bodong, karena itu komen mereka hampir seragam menyerang pribadi, bukan subtansi yang dikritisi. Mereka juga miskin narasi, dan biasanya jauh jauh dari sopan santun.
"Tujuan mereka sesuai pesanan 'Kakak Pembina'. Cuma untuk menjatuhkan dan membuat kacau narasi kritik dan solusi dari tokoh bersangkutan," terang Syafril Sjofyan.
Karena miskin narasi, terlalu kelihatan dengan mudah bisa dibedakan bahwa mereka adalah buzzer bayaran. Sebenarnya mereka dungu karena mereka berdengung secara membabi-buta. Tugas mereka yang penting menjadi viral. Oleh sebab itu, buzzer kadang bisa juga bisa merugikan tuannya.
"Untuk hal tersebut saya memahami kenapa RR mention twit kepada Jokowi, Moeldoko dan Hendropriyono. Saya yakin RR 'mengetahui' secara persis siapa 'Kakak Pembina' para buzzer tersebut, yang juga mendanai buzzer tersebut," demikian Syafril Sjofyan, yang juga Sekjen FKP2B.
Tokoh nasional Rizal Ramli sebelumnya mencuitkan komentar tentang alasan Presiden Jokowi saat ini tidak populer. Menurutnya, gerakan ribuan buzzer yang kerap membuat narasi tidak berbasis pengetahuan, makin melemahkan reputasi pemerintahan di mata masyarakat.
"Mas @jokowi @Dr_Moeldoko. Inilah yang bikin Mas tidak populer: Ribuan buzzeRp timpe-timpe RR dengan narasi-narasi bodoh, miskin kosa kata. Memang kebanyakan followers-nya kurang dari 10, ternakan baru," tulis RR di akun Twitter, Senin petang (26/4).
"Mas Hendropriyono @edo751945. Tolong tertibkan dayang-dayang ini. Ribuan buzzeRp timpe-timpe RR dengan narasi-narasi bodoh, miskin kosa kata dan oon. Followers <10, ternakan baru," sambung dia di twit selanjutnya.
Di dalam dua twit itu, RR bahkan langsung menyentil Denny Siregar yang dia sebut sebagai orang yang menernakkan buzzer bayaran.
"Norak lu @dennysiregar7. Kerja lu cuman nernakin buzzeRr doang. Bikin malu Mas Edo dan marga Siregar saja kau," ucap RR. [rmol]
Mas @jokowi @Dr_Moeldoko inilah yg bikin Mas tidak populer:
— Dr. Rizal Ramli (@RamliRizal) April 26, 2021
Ribuan buzzeRP timpe2 RR dgn narasi2 bodoh, miskin kosa kata dan oon ππMemang kebanyakan followers-nya <10, ternakan baru. Nora lu @dennysiregar7, kerja lu cuman nernakin BusseRP, bikin malu marga Siregar aja kau ππ
Mas Hendro Priyono @edo751945 tlg tertibkan dayang2 inil Ribuan buzzeRP timpe2 RR dgn narasi2 bodoh, miskin kosa kata dan oon. Followers <10, ternakan baru. Nora lu @dennysiregar7, kerja lu cuman nernakin BusseRP doang, bikin malu Mas Edo dan marga Siregar aja kau ππ
— Dr. Rizal Ramli (@RamliRizal) April 26, 2021