[PORTAL-ISLAM.ID] Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menemukan lima nama berpeluang untuk pemilihan presiden (Pilpres) 2024 nanti dalam tiga metode survei. Mereka adalah Prabowo Subianto, Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, Ridwan Kami, dan Sandiaga Uno.
Para responden adalah penduduk yang berusia 17 tahun ke atas atau sudah menikah. Mereka dipilih secara random (multistage random sampling) berjumlah 1.220 orang. Survei dilakukan pada 28 Februari sampai 8 Maret 2021 berjudul Kondisi Ekonomi-Politik 1 Tahun Covid Persepsi Publik Nasional .
Lembaga survei menggunakan tiga metode, yaitu tren top of mind, semi terbuka, dan tertutup 15 nama.
Dalam tren top of mind, dengan jawaban spontan dari para responden, Joko Widodo (Jokowi) mendapat suara terbanyak 15,2 persen.
“Urutan kedua adalah Prabowo 13,4 persen, lalu Ganjar di posisi ketiga 6,1 persen, posisi keempat Anies 5,4 persen, Sandi di posisi kelima 3,1 persen, dan calon-calon lain di bawah 3 persen. Sekitar 44,2 persen, responden masih belum tahu calon presiden yang akan dipilih,” tulis SMRC dalam hasil survei yang dipublikasikan, Jumat (2/4/2021).
Dari hasil itu, dapat dilihat Jokowi mendapat dukungan tertinggi. Akan tetapi, dalam setahun terakhir, dukungan dia sudah jauh menurun antara 15-17 persen. Angka ini tentu di bawah tiga tahun lalu sebelum pemilu 2019 sekitar 30 persen.
Sementara, Prabowo yang sudah berkali-kali mencalonkan diri sebagai presiden dan wakil, pada metode ini mendapat dukungan spontan 13,4 persen. Angka ini masih di bawah Jokowi pada tiga tahun menjelang Pilpres 2019.
Dukungan pada Prabowo 3 tahun menjelang pilpres 2024 kurang lebih sama dengan sekitar 3 tahun menjelang Pilpres 2019, rata-rata sekitar 11 persen. Ini mengisyaratkan peluang Prabowo 2024 tidak lebih baik dari 2019.
Semi Terbuka
Metode kedua, yakni semi terbuka dengan memasukkan 42 nama. Dalam format ini, hasil teratas adalah Prabowo (20 persen), Anies Baswedan (11,2 persen), Ganjar Pranowo (8,8 persen), Sandiaga Uno (5 persen), dan Ridwan Kamil (4,8 persen). Sementara nama lain yang tidak kalah populer seperti Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) (3,5 persen) dan Tri Rismaharini (3,1 persen). Sebanyak 17,6 persen responden masih belum tahu.
“Dari metode ini, Prabowo mengalami kenaikan dukungan secara signifikan. Nama-nama lain yang muncul memiliki selisih yang signifikan pula di bawah Prabowo,” ujar mereka.
Metode Tertutup
Metode terakhir, yaitu tertutup 15 nama. Dari format ini, lagi-lagi Prabowo mendapat dukungan terbanyak. Adapun urutannya, Prabowo (20,8 persen), Anies Baswedan (13,1 persen), Ganjar Pranowo (12 persen), Sandiaga Uno (7,4 persen), Ridwan Kamil (6,7 persen), AHY (5,2 persen), Tri Rismaharini (5,2 persen), dan nama-nama lain di bawah 3 persen. Sementara responden yang belum tahu 19,7 persen.
Dari tiga metode tersebut dapat disimpulkan top of mind, Jokowi mendapat dukungan terbesar 15,2 persen. Kemudian Prabowo (13,4 persen), Ganjar (6,1 persen), dan Anies (5,4 persen). Jika Jokowi tidak ikut bersaing, dalam simulasi terbuka terlihat Prabowo unggul dengan dukungan 20 persen.
Lalu disusul Anies (11,2 persen), Ganjar (8,8 persen), Sandi (5 persen), dan Ridwan Kamil (4,8 persen). Jika jumlah calon presiden dikurangi menjadi 15 nama, Prabowo tetap unggul dan hampir tidak berubah dukungannya malah naik 0,8 persen. Di sini juga terlihat Ganjar paling naik dukungan sebesar 3,2 persen.
“Dalam praktek, pilpres hanya memilih dua sampai empat pasangan calon sehingga simulasi dengan mengerucutkan nama menjadi penting. Kondisi pada Maret 2021, mirip dengan kondisi pada 2011, 3 tahun menjelang pilpres 2014. Yakni, belum ada calon yang mendominasi suara,” ujar SMRC.
(Sumber: ROL)