Oleh:M. Rizal Fadillah
WASPADAI agama baru di Indonesia, bukan Islam bukan Katolik. Bukan menyembah Allah bukan penyembah api, tetapi penyembah galon yang masih serumpun dengan penyembah balon.
Adalah Kristia Dede Budhyarto sang Komisaris Independen PT Pelni, buzzer Istana, yang menjawab pertanyaan tentang agama yang bersangkutan. Jawabannya ada pada akun Twitter miliknya tanggal 9 April 2021.
Menuduh penceramah radikalis dan membatalkan acara pengajian Ramadhan adalah perilaku arogan. Komisaris dengan kekuasaan mengambil alih porsi Direktur Utama dan jajaran Direksi. Posisinya cuma komisaris hadiah. Komisaris "abal-abal".
Penyembah galon tidak boleh hidup di negara Pancasila. Apa beda dengan penyembah batu, kayu, dan arwah.
Atau memang penyembah dewa laut karena menjadi Komisaris Pelni? Dewa laut yang sudah berada dalam galon.
Bongkar-bongkar riwayat hidup, Dede bukan "good man" ada Alexis ada Siska yang mampir-mampir. Dede Budhyarto adalah radikalis sekuler.
Komisaris perusak akhlak bangsa yang harus diberhentikan oleh Menteri BUMN. Kepada ulama MUI dia songong dan maki-maki, wajar kalau dia pernah dimaki-maki oleh teman kencannya.
Penyembah galon harus dibuang ke laut, agama tidak boleh dimainkan-mainkan.
Penyembah Galon lebih brengsek daripada Lia Eden yang baru meninggal. Malaikat Jibril yang ternyata bisa sakit dan mati lalu dibakar jenazahnya.
Penyembah galon Kristia Budhyarto segera saja dilarung ke laut.
Sampah dibuang, maka Pelni akan selamat.
Buzzer Istana itu musuh agama.
(Pemerhati politik dan kebangsaan.)