[PORTAL-ISLAM.ID] Khalid bin Walid adalah sahabat Nabi Muhammad SAW yang berjuluk Saifullah atau Sayf Allah al-Maslul yang berarti pedang Allah yang terhunus. Gelar Khalid bin Walid ini langsung diberikan Rasulullah karena keahliannya dalam peperangan.
Khalid terlahir dari keluarga kaum Quraisy. Ayah Khalid bin Walid, Walid bin Mugirah adalah salah satu pemimpin yang berkuasa di masa itu.
Keluarga mereka juga terkenal sebagai keluarga yang kaya dengan memiliki harta berupa kebun, emas, hingga budak. Namun, keluarga Khalid sangat memusuhi Islam. Khalid pun dididik memerangi Islam.
Khalid bahkan menjadi panglima perang kaum kafir Quraisy saat Perang Uhud yang berhasil meluluhlantakkan kaum Muslimin. Pada saat Perang Khandaq, Khalid mendapat tugas untuk membunuh Nabi Muhammad. Saat itu, hampir saja Rasulullah terbunuh.
Setelah peristiwa itu, Khalid bin Walid mendapat surat dari saudaranya yang baru masuk Islam. Dalam surat itu, terdapat ucapan Nabi Muhammad yang memuji kekuatan dan kecerdikan Khalid bin Walid.
Saat membaca kalimat itu, Khalid pun tertegun. Dia tak menyangka seseorang yang hampir dibunuhnya justru memujinya.
"Bagaimana bisa orang yang hampir kubunuh malah memujiku," bisik hati Khalid bin Walid, dikutip dari Seri Ensiklopedia Anak Muslim, 125 Sahabat Nabi Muhammad SAW karya Mahmudah Mastur.
Khalid lalu memantapkan hati dan keimanannya. Dia pergi menjumpai Rasulullah di Madinah dan menyatakan masuk Islam.
"Mohonkanlah ampun untukku atas segala yang telah aku lakukan untuk menghalangi (orang) dari jalan Allah" kata Khalid kepada Rasulullah dikutip dari Biografi 60 Sahabat Rasulullah SAW karya Khalid Muhammad Khalid.
Rasulullah menjawab bahwa sesungguhnya keislaman itu menghapus segala yang terjadi sebelumnya. Khalid pun memohon sekali lagi kepada Rasulullah.
"Ya Allah, ampunilah Khalid bin Walid atas segala yang telah ia lakukan untuk menghalangi (orang) dari jalan-Mu," kata Rasulullah.
Setelah memeluk Islam, Khalid bergabung dengan pasukan Perang Mu'tah melawan pasukan Romawi dengan 200 ribu prajurit. Saat itu, tiga panglima perang telah gugur.
Masuknya Khalid dalam peperangan berhasil mengatur strategi untuk keluar dari perang dengan selamat. Sejak saat itulah, Khalid mendapat julukan pedang Allah.
"Setelah itu, bendera dipegang oleh salah satu pedang Allah hingga Allah memberikan kemenangan di tangannya," bunyi hadis Rasulullah.
Sejak saat itu, Khalid tak pernah jauh dari Rasulullah. Hingga Nabi Muhammad wafat, Khalid tetap teguh membela Islam.
Keahlian menghujam pedang, berkuda, dan menyusun strategi membuat Khalid selalu dipercaya menjadi panglima perang.
Dari satu perang ke perang lain, Khalid yang juga dikenal dengan Abu Sulaiman Saifullah ini berhasil membawa kemenangan untuk kaum Muslimin. Khalid berhasil menumpas pasukan murtad dalam perang Riddah. Begitu pula saat melawan 240 ribu prajurit Bizantium dalam Perang Yarmuk.
Meski hanya punya 40 ribu pasukan, Khalid mengatur strategi dengan membagi dalam beberapa agar bisa memenangkan peperangan. Khalid juga berhasil mengislamkan banyak orang.
Khalid bin Walid meninggal dunia setelah sempat diberhentikan sementara oleh Umar bin Khattab. Saat Khalid meninggal dunia, Umar menangis karena belum sempat mengangkat Khalid kembali ke posisi panglima perang.
Julukan Khalid bin Walid tak hanya pedang Allah yang terhunuus, para sahabat dan juga musuh menggambarkan sosok Khalid bin Walid sebagai laki-laki yang tidak pernah tidur.