"Teroris emang ngga punya agama kok..."
"Tapi di KTP-nya Islam," bantah seorang Sahabat.
"Pak Jokowi juga ber KTP Islam, Wakil Presiden ber KTP Islam, Ketua DPR, MPR, MA, MK, KY dan semua Lembaga Tinggi Negara ber KTP Islam. Panglima TNI ber KTP Islam, Jaksa Agung ber KTP Islam. Hampir 88 persen rakyat Indonesia ber KTP Islam. Kalau para teroris dikaitkan dengan Islam, apa masih yakin Indonesia masih aman?"
"Mungkin faham Islamnya beda?"
"Saya muslim. Saya tidak mengenal satu ayatpun di Al-Quran yang memperbolehkan apalagi menyuruh untuk membunuh manusia yang tidak bersalah. Hukum membunuh hanya diperbolehkan dalam perang atau pembelaan diri. Kalau Islam semenakutkan dipikiranmu, apa kamu yakin kalian yang cuma 12 persen bisa aman dan bertahan disekeliling 88 persen penganut agama kekerasan?".
"Tapi Faktanya para Teroris memang beragama Islam.."
"Ya, karena Indonesia mayoritas Islam. Kalau nau tahu banget, Copet juga mayoritas Islam kalau di Indonesia. Tapi di India mayoritas Copet pasti Hindu. Yang lucu Koruptor di Indonesia sepertinya malah bukan ber KTP Islam...
Tapi kembali ke masalah Teroris. Di Papua pelaku teror bukan Muslim. Di Selandia Baru yang membunuh 51 jamaah Masjid bukan Islam. Di Myanmar yang jadi teroris orang Budha. Di India yang melakukan teror dan membongkar Masjid atas nama Agama orang Hindu. Di Irlandia Utara yang melakukan teror Orang Kristen. Kebetulan di abad sekarang wilayah yang diobok-obok dan selalu bergejolak adalah Kawasan Timur Tengah, daerah mayoritas Islam. Makanya Islam diidentikkan dengan kekerasan. Tapi jangan kaitkan perilaku teror dengan agama tertentu. Sama seperti kita tidak pernah mengaitkan Agama Kristen dengan Kolonialisme dan Penjajahan di Abad 15 sampai ke Abad 19".
"Tapi bro..."
"Tidak ada tapi-tapi. Justru perilaku kalian yang bersikeras mengaitkan Islam dengan teroris yang membuat masalah ini khususnya di Indonesia membuat suasana semakin panas. Saya tetaplah seorang Muslim. Pak Jokowi idolamu itu juga tetaplah seorang Muslim. 88 persen penduduk Negeri ini tetaplah Muslim. Perilaku orang tidak bisa dikaitkan dengan kejahatannya. Sekalipun orang tersebut berbuat jahat mengatas namakan agama. Di dalam Perang Kemerdekaan Indonesia, bisa saja ada oknum Pejuang karena geramnya membunuh anak-anak Belanda. Perilakunya tetap salah. Tapi kita tidak bisa dengan serta merta menyalahkan Nasionalisme apalagi ke Indonesiaannya.
Saya berikan contoh lagi, kalaupun ada orang Indonesia yang menjadi Penjahat di Luar Negeri, sebut saja Predator Seks terbesar sepanjang sejarah Inggris, Reynhard Sinaga, tapi kalau ke Indonesiaannya yang dilecehkan, saya yakin semua orang Indonesia akan marah"
"Tapi Reynhard Sinaga melakukan Kejahatan Seks bukan karena agama.."
"Itukan menurutmu, karena kalian seagama. Kalau menurut saya sebagai Penganut Agama yang berbeda ada hubungannya dengan keimanan bagaimana?"
"Berarti kamu salah pemahaman bro, tidak ada ajaran Kristen yang mengajarkan kekerasan seksual. Apalagi seksual sejenis..."
"Nah, sikap dan kesalah pahaman yang sama sedang anda dan juga beberapa kawan-kawan anda sedang lakukan dengan ngotot sekarang mengaitkan Islam dengan terorisme!"
(By Azwar Siregar)