[PORTAL-ISLAM.ID] Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW), Neta S Pane mengatakan penyerangan terduga teroris berinisial ZA di dalam Mabes Polri merupakan peristiwa pertama kali dalam sejarah.
"Para teroris ingin menunjukkan ke publik bahwa inilah pertama kali dalam sejarah bahwa Mabes Polri bisa diserang teroris dari dalam," kata Neta dalam keterangan tertulis, Kamis (1/4).
Neta menyebut kelompok teroris juga ingin menunjukkan betapa lemahnya sistem keamanan Mabes Polri di bawah kepemimpinan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
"Di saat Polri sedang sibuk melakukan penggerebekan ke sarang teroris di berbagai tempat justru markas besarnya malah kebobolan dari dalam," ujarnya.
Menurut Neta, serangan terduga terduga teroris di Gereja Katedral Makassar dan Mabes Polri ini baru peringatan atau uji coba untuk serangan yang lebih besar. Ia pun meminta Polri segera menangkap pimpinan kelompok ini.
"Bagaimana pun, baik serangan di Makassar maupun di Mabes Polri ada pihak yang mengendalikan dan tidak mungkin pelaku bekerja sendiri," katanya.
Lebih lanjut, Neta meminta polisi menjelaskan jenis senjata yang digunakan ZA saat menyerang anggota polisi di Mabes Polri. Selain itu, polisi juga perlu mengungkap bagaimana senjata itu bisa masuk ke Mabes Polri.
"Bagaimana senjata itu bisa masuk ke dalam Mabes Polri? Dengan siapa pelaku bertemu di dalam Mabes Polri sehingga pelaku bisa mendapatkan senjata dan melakukan serangan dari dalam," ujarnya.
Sebelumnya, dua serangan terjadi di Indonesia dalam kurun waktu kurang dari sepekan. Serangan pertama berupa bom bunuh diri terjadi di depan Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan, pada Minggu (28/3).
Serangan kedua dilakukan seorang perempuan berinisial ZA, readyviewed yang diduga teroris lone wolf, di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, Rabu (31/3). ZA langsung ditembak mati oleh petugas di lokasi.[cnn]