[PORTAL-ISLAM.ID] Propaganda sistemik dan terstuktur yang mengidentikkan FPI dan elitenya dengan aksi teroris dan ISIS. Kesemuanya itu merupakan hasil kerja politis pengusung liberalis-komunis untuk kepentingan oligarki politik-ekonomi.
Demikian dikatakan Direktur HRS Center Abdul Chair Ramadhan dalam pernyataan kepada suaranasional.com, Selasa (27/4/2021).
“Komunis dan liberalis terhubung dengan polarisasi yang membelah Islam,” ungkapnya.
Kata Abdul Chair Ramadhan, komunis dan liberalis mempunyai target ingin menjadikan ajaran (nash) Islam khususnya di bidang politik, hukum dan ekonomi hanya sebatas referensi yang tidak mendominasi.
“Dengan kata lain, bukan sebagai sumber referensi yang satu-satunya dan bukan pula yang utama. Keberlakuannya tidak lagi dapat mendominasi oleh karena hanya sebatas inspirasi,” jelas Abdul Chair.
Sebagai salah satu sumber referensi, maka bermakna ayat suci berkedudukan sama atau sejajar dengan ayat konstitusi. Ketika konstitusi mengalami amandemen dan ternyata berseberangan dengan ayat suci, maka ketika itu pula ayat suci tidak lagi menjadi inspirasi dan oleh karenanya tidak mungkin untuk diaspirasikan atau diwujudkan.
“Pada saat yang bersamaan berbagai Undang-Undang yang bertentangan dengan nash diterbitkan. Undang-Undang dimaksud pastinya didalikan konstitusional sebab terhubung dengan konstitusi. Dengan demikian tentunya sangat sulit dan bahkan mustahil untuk dimintakan pembatalan ke Mahkamah Konstitusi,” pungkasnya.
(Sumber: Suaranasional)