[PORTAL-ISLAM.ID] Mantan Kepala Badan Intelijen Strategis (Kabais) TNI, Laksda TNI (Purn) Soleman B. Ponto menyebut, tidak ada perkembangan dalam pencegahan aksi terorisme yang dilakukan oleh pemerintah selama 21 tahun terakhir.
Menurut Soleman, sejak sejarah bom natal secara serentak di 12 daerah pada tahun 2000 lalu hingga saat ini, pola aksi terorisme selalu serupa tidak ada pencegahan yang maksimal.
"21 tahun catatan saya sejak 2000 bom Natal sampai hari ini 2021, 21 tahun dia (teroris) masih ada, pertanyaannya berarti selama ini kita kerja nothing! orang masih ada terus kok, sama modelnya, tidak berubah," kata Soleman dalam diskusi crosscheck, Minggu (4/4/2021).
Dia menilai selama ini Indonesia tidak pernah serius mencegah terorisme, melainkan hanya fokus pada menghukum pelaku tindak pidana terorisme yang sudah membunuh banyak orang.
"Kita tidak pernah mengurus teroris, yang kita urus selama ini hanya pelanggaran hukumnya, kita bilang kita mau mengatasi terorisme, yang dibikin UU teroris, tapi UU tindak pidana teroris, jadi tindak pidananya, artinya perbuatan yang sudah dilakukan," katanya.
Padahal, kata dia, seorang teroris ketika sudah terpapar ajaran radikal maka akan merencanakan untuk menghabisi orang atau kelompok yang berseberangan dengan pikiran radikalnya.
"Teroris itu 2/3 ada di bawah permukaan, ini tidak tersentuh, yang tersentuh 1/3 saja, dengan UU tindak pidana diperkuat segala macam saat itu saya tidak sependapat, kita mau mengatasi teroris tapi judulnya tindak pidana, itu bukan teroris, kalau teroris itu semua perencanaan di bawah permukaan," pungkasnya.
Diketahui, aksi teror bom pengantin sempat mencoreng ibadat Minggu Palma di Gereja Katedral Hati Yesus Yang Mahakudus, Makassar pada Minggu (28/3/2021) kemarin.
Selang beberapa hari, Markas Besar Polri di Jakarta diserang teroris yang melakukan aksi lone wolf menyerang seorang diri hingga ditembak mati di tempat. [Suara]