[PORTAL-ISLAM.ID] Saksi kasus suap bantuan sosial (Bansos) Effendi Gazali masih meyakini ada penyelundup yang tengah berusaha membunuh karakter dirinya dengan mengaitkan sejumlah kasus hukum di KPK. Penyelundup yang dimaksud berkaitan dengan kasus suap benih lobster (benur).
"Saya cukup yakin, salah satu yang mendesain upaya pembunuhan karakter terhadap saya adalah penyelundup benih lobster sejak 2015, yang amat mungkin masih beroperasi sampai saat ini," kata Effendi dalam keterangan tertulisnya, Minggu (4/4).
Tak main-main, nilai penyelundupan benur mencapai Rp 10,08 triliun per tahun, atau sampai 2019 sudah 50,4 triliun.
"Dan saya memang terdepan meneriakkan penyelundupan mereka. Bukti rekaman juga komplet. Saya yakin KPK tidak terlibat disain beginian. Saya tetap percaya institusi KPK," lanjutnya.
Ia mengurai, para penyelundup ini berusaha mengait-kaitkan dirinya dengan kasus suap yang telah menjerat mantan Menteri Sosial Juliari Batubara itu.
"Yang dilakukan kelompok penyelundup benur ini adalah membisik-bisikan bahwa saya terlibat dalam kasus Bansos, juga dalam kasus Benur! Kita tahu kasus Bansos pasti membuat publik amat benci dan paling efektif untuk membunuh karakter orang," kritiknya.
"Nah posisi KPK barangkali: ingin memastikan dengan memeriksa saya sebagai saksi. Itu tidak ada salahnya," sambungnya.
Sebagai warga negara, ia kemudian mendatangi KPK sebagai saksi meski sebelumnya dihubungi pihak KPK melalui pesan WhatsApp. Di sisi lain, ia merasa heran dengan pemberitaan terhadap dirinya sebagai saksi. Sebab KPK telah memanggil banyak saksi dan tidak ada yang mengaitkan saksi secara langsung terlibat.
"Namun kesempatan pemanggilan oleh KPK itu yang digunakan oleh pihak penyelundup benur untuk membunuh karakter saya. Bahkan didukung oleh segelintir wartawan yang memalukan!" tegasnya.
"Saya tetap yakin sebagai institusi, KPK berintegritas baik. Kalau ada satu-dua oknum tidak sengaja terbawa dalam desain ini, atau karena ada tamu bertandang, wallahu a’lam," tandasnya. [rmol]