[PORTAL-ISLAM.ID] Ekonom senior Faisal Basri menyoroti ketimpangan ekonomi yang kian tajam dan semakin menganga jurang antara si kaya dan miskin. Ekonomi hanya dinikmati oleh segelintir oligarki.
Menurutnya, hal itulah yang menyebabkan munculnya berbagai masalah di negeri ini dan menjadi sebab tumbuh suburnya radikalisme.
"Pemburuan rente kian merajalela: beras, gula, garam, nikel, batu bara, dan banyak lagi. Penikmatnya segelintir oligarch. Jurang kaya-miskin melebar, tax ratio melorot terus. Tidak heran kalau radikalisme tumbuh subur," kata Faisal Basri yang disampaikan di akun twitternya @FaisalBasri, Kamis (1/4/2021).
Pemburuan rente yang dimaksud Faisal Basri adalah mengeruk pundi-pundi uang dari impor berbagai komoditi (beras, gula, garam, dll). Selisih harga impor dan harga jual ke masyarakat dinikmati oleh para pemburu rente yang merupakan kalangan oligarki. Nilainya triliunan!
"Entah Presiden tahu atau sadar dengan kelakukan para pembantunya yang menciptakan ladang rente amat subur," ketus Faisal Basri.
Memang benar, persoalan di negeri ini bukan disebabkan oleh agama, tapi ketimpangan ekonomi.
Pemburuan rente kian merajalela: beras, gula, garam, nikel, batu bara, dan banyak lagi. Penikmatnya segelintir oligarch. Jurang kaya-miskin melebar, tax ratio melorot terus. Tidak heran kalau radikalisme tumbuh subur.
— Faisal Basri (@FaisalBasri) April 1, 2021
Laba per kg dikali 3,5 juta ton. Itulah rente yg dinikmati. Manis sekali, memang.
— Faisal Basri (@FaisalBasri) April 1, 2021
Entah Presiden tahu atau sadar dengan kelakukan para pembantunya yang menciptakan ladang rente amat subur.
— Faisal Basri (@FaisalBasri) April 1, 2021