Diambil dari buku: Benturan NU - PKI 1948-1965. Yang ditulis oleh Tim PB NU.
Dialog Presiden Soekarno dengan Kyai NU; KH. Idham Chalid. Pada saat itu hadir pula KH. Zainul Arifin dan KH. Wahab Hasbullah.
*KH. Idham Chalid saat itu menjabat Ketua Umum PBNU (1952–1984), Wakil Perdana Menteri Indonesia (1956–1959).
***
Sikap keras NU tersebut membuat Bung Karno marah dan mengundang tokoh NU KH Wahab Hasbullah, KH Zainul Arifin dan KH Idhani Chalid. Kepada mereka Bung Karno mengatakan...
Bung Karno: Kenapa (NU) menolak Kabinet kaki empat?
[Maksud dari KABINET BERKAKI EMPAT adalah usulan Kabinet Gotong Royong yang di dalamnya terdapat 4 perwakilan partai yakni PNI, MASYUMI, PKI dan NU. Kabinet Berkaki Empat ini sendiri merupakan bagian dari gagasan Presiden Soekarno yang disampaikan pada tanggal 21 Februari 1957.
Gagasan Presiden Soekarno yang memuat Kabinet Berkaki Empat ini disebut dengan istilah KONSEPSI PRESIDEN. Gagasan ini sendiri menimbulkan pedebatan dan penolakan dari masyarakat dan DPR.]
KH Idham: Karena banyak kiai NU disembelih (PKI) pada waktu peristiwa Madiun. Itu belurn terlupakan oleh kami.
Bung Karno: Kalau kamu belum bisa melupakan bagaimana kita bernegara.
KH. Idham: Itulah Pak, saya ini membawa bukan suara saya pribadi, tapi suara semua orang (NU).
Bung Karno: Tuan tuan ini keras kepala betul.
KH. Idham: Memang Pak .... Jikalau PKI ditaruh dibahu dia akan naik kepala. Itu pengalaman di negaraa-negara komunis.
Bung Karno: Itu kan di Negara lain.
KH. Idham: Buktinya Pak sewaktu di Madiun kan (PKI) sudah menimbulkan korban banyak di kalangan rakyat.
Bung Karno: Ya itu kan lain, nanti saya yang menghadapi kalau mereka berani (memberontak) lagi.
KH. Idham: Lebih baik PKI jangan diberi angin saja. Kami punya keyakinan suatu saat PKI akan memberontak lagi.... Kalau seandainya NU tidak pantas ikut di Kabinet saya dengan suka rela akan mengundurkan diri.
Bung Karno: Tidak, ini prinsip saya. Kita harus kerja di satu meja, juga makan bersama di meja yang sama.
KH. Idham: Tidak bisa Pak... Saya hanya satu di antara sekian juta orang NU yang memutuskan tidak bisa kerjasama dengan PKI.
Bung Karno: Saudara tahu saya ini bukan PKI,...saya ini orang Islam, tapi kita harus mengurus dunia. Ada 6 juta suara (PKI) tidak diikutkan. Ini berbahaya.
KH. Idham: Kami berpendapat justru kalau PKI diikutkan berbahaya.
Bung Karno: Itu berarti saudara kena propaganda Masyumi.
Kekhawatiran terhadap perkembangan politik serta agresivitas PKI dalam mengembangkan agendanya juga dialami oleh uma Islam yang lain (non-NU), karena itu pada tahun 1957 di Palembang Sumatera Selatan Umat Islam mengeluarkan statemen tentang bahaya PKI dan mengingatkan pada umat Islam agar tidak terpengaruh propaganda PKI dan menjadi pendukung PKI.
___
*NB: Selengkapnya terkait Buku Benturan NU-PKI 1948-1961
Diambil dari buku : Benturan NU - PKI 1948 -1965. Yang ditulis oleh Tim PB NU.
— BERKARYA NETWORK 🛰️ (@BERKARYA_NET) April 20, 2021
Dialog Presiden Soekarno dengan Kiyai NU; KH. Idham Chalid. Pada saat itu hadir pula KH. Zainul Arifin dan KH. Wahab Hasbullah. pic.twitter.com/MeyNIlqsDD