[PORTAL-ISLAM.ID] COX’S BAZAR - Turki bertindak dengan cepat menanggapi kebakaran besar di kamp pengungsi Rohingya di Bangladesh. Sebuah tim dari Ankara sedang bekerja untuk membangun kembali rumah sakit itu di tenggara Bangladesh.
Pesawat kargo militer Turki pada Kamis (1/4) malam terbang ke Bangladesh dengan membawa bahan rekonstruksi rumah sakit lapangan Turki di distrik Cox's Bazar.
Pada 22 Maret, kebakaran di kamp pengungsi Cox's Bazar menghancurkan ribuan tenda darurat yang menampung etnis Rohingya dari Myanmar.
Atas instruksi Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, Otoritas Manajemen Bencana dan Darurat Turki (AFAD) dan Kementerian Kesehatan bersama dengan Kementerian Lingkungan dan Urbanisasi mulai bekerja mengirimkan bantaun ke wilayah tersebut.
Turki bersiap untuk membangun kembali rumah sakit lapangan Turki yang rusak.
Peralatan itu dikirim melalui pesawat kargo militer tipe A 400M di Bandara Militer Etimesgut di ibu kota Ankara.
Tiga belas personel dari Kementerian Kesehatan Turki juga berangkat ke Bangladesh.
Pesawat juga membawa persediaan medis, tenda, peralatan untuk rumah sakit dengan 50 tempat tidur dan bahan bantuan ketika berangkat.
Rumah sakit lapangan Turki adalah salah satu pusat perawatan kesehatan terbesar di kamp pengungsian Rohingya, yang disebut sebagai terbesar di dunia.
Rumah sakit ini dapat menampung lebih dari 750.000 pengungsi Rohingya yang melarikan diri dari kekerasan dan penganiayaan di Myanmar pada Agustus 2017.
Pesawat lain yang membawa 22 personel dari AFAD, badan perumahan yang didukung pemerintah Turki, TOKI, dan Kementerian Kesehatan bersama dengan bahan bantuan telah berangkat ke Bangladesh pada 27 Maret.
Tim tersebut memulai pekerjaan konstruksi di rumah sakit lapangan awal pekan ini di lokasi yang sama.
Salih Altınay, kepala urusan luar negeri dan bantuan kemanusiaan AFAD, mengatakan kepada Anadolu Agency (AA) bahwa rumah sakit baru itu akan memiliki area terbuka seluas 4.000 meter persegi (43.056 kaki persegi) dan area tertutup seluas 1.400 meter persegi. Tempat terbuka dan tertutup akan memberikan fasilitas perawatan kesehatan bagi pengungsi Rohingya di kamp tersebut, tambahnya.
Dia juga mengatakan lembaga bantuan itu memindahkan operasi kemanusiaannya dari Myanmar ke Cox’s Bazar Bangladesh pada tahun 2017, tak lama setelah tragedi kemanusiaan yang memaksa Muslim Rohingya meninggalkan rumah mereka.
Sebagian besar orang di kamp-kamp itu melarikan diri dari Myanmar pada 2017 di tengah tindakan keras pimpinan militer terhadap Rohingya yang menurut penyelidik PBB dieksekusi dengan “niat genosida.”
Rumah sakit lapangan Turki di Cox’s Bazar sejak 2018
AFAD telah membangun rumah sakit lapangan yang lengkap pada awal 2018. RS itu menyediakan semua jenis layanan kesehatan dengan 10 dokter dan 20 petugas kesehatan.
Rumah sakit tersebut telah memberikan layanan medis kepada 1.000 pasien setiap hari, namun musnah seluruhnya akibat kebakaran 10 hari yang lalu.
Sejak didirikan, RS ini telah melayani 512.101 pasien, menurut catatan rumah sakit.
Samina, seorang gadis Rohingya berusia 7 tahun, yang kehilangan penglihatannya pada usia 2 tahun, adalah pasien tetap di rumah sakit Turki selama enam bulan terakhir. Kondisinya mulai membaik karena pemeriksaan dan pengobatan dua minggu sekali. Tetapi ketika rumah sakit terbakar, semua harapan sepertinya telah memudar. Namun, berkat dukungan Turki, RS ini akan segera aktif dan berjalan kembali.
Badan bantuan yang dikelola pemerintah Turki juga telah membangun 4.620 tempat penampungan dari bambu untuk para pengungsi di daerah tersebut.
“Rumah sakit (lapangan) kami dan sekitar 1.400 rumah bambu (untuk pengungsi Rohingya) menjadi tidak dapat digunakan dalam kebakaran yang terjadi pada 22 Maret,” kata Altinay.
Sekarang Turki sedang membangun rumah sakit lapangan baru yang akan segera beroperasi untuk Rohingya, menurut dia.
“Kami (juga) akan memulai rekonstruksi tempat penampungan (yang terkena dampak kebakaran mematikan) secepat mungkin,” lanjutnya.
Bangladesh memuji respons kesehatan yang cepat
Bangladesh yang sekarang menampung 1,2 juta pengungsi Rohingya, memuji respons cepat Turki untuk membangun kembali rumah sakit tersebut.
“Sungguh menakjubkan bahwa di tengah pandemi virus corona, Turki akan segera melanjutkan layanan kesehatannya kepada komunitas Rohingya,” kata Dr. Abu Toha MR Bhuiyan, koordinator kepala kantor Komisioner Bantuan dan Pemulangan Pengungsi Bangladesh.
Ini juga akan mendorong penyedia layanan lain untuk membantu Rohingya yang sering disebut sebagai orang yang paling teraniaya di dunia, tambahnya.
(Sumber: Anadolu)