Pikirkanlah...
1. Saya sehat-sehat saja tuh meskipun merokok bertahun-tahun
Pernyataan ini menyesatkan. Dek, kamu sehat2 saja, karena Tuhan masih sayang. Bukan karena rokok itu menyehatkanmu. Nah, kalaupun kamu sehat2 saja, coba perhatikan di rumahmu, ada yang kena kanker? Ada yang sakit jantung? Diabetes? Ada yang kena penyakit2 lain? Biasanya sih, perokoknya sehat, tapi anggota keluarganya yang perokok pasif yg tumbang. Kamu 'berutang nyawa' dengan mereka. Termasuk saat anak2mu tidak cerdas, boleh jadi gara2 kamu merokok, sejak dalam kandungan, sejak bayi, IQ anakmu jadi mentok.
2. Cukai dan pajak rokok itu tinggi, bangkrut negara kalau tidak ada rokok
Lagi2 pernyataan ini seolah keren. Well, kamu keliru. Di negara2 maju sana, alkohol lebih dahsyat lagi pajaknya. Juga di Makau, pajak kasino lebih menjanjikan. Jadikan saja Indonesia negara judi dan bebas ganja misalnya, wow, pajaknya bisa luar biasa. Namanya juga produk beginian, cukai dan pajaknya memang akan tinggi. Tapi kamu lupa, biaya yg ditimbulkan rokok, mulai biaya kesehatan dll, tidak sebanding dgn cukai yg kamu berikan. Dan ingatlah, 'cukai' itu sendiri istilah atas benda yg sejatinya ditarikin upeti karena itu harus dikendalikan. Produk yg kena cukai kok bangga, itu produk merusak.
3. Industri rokok memberikan lapangan pekerjaan bagi buruh
Wow. Wow. Wow. Ayo buka datanya, dek. Sejak 10-20 tahun terakhir, produksi industri rokok itu beralih ke mesin, di perusahaan kayak Sampoerna, 67% revenue lari ke kretek mesin. Apa kabar buruhnya? Di PHK, puluhan ribu jumlahnya. Digantikan mesin. Pada akhirnya nanti, jika kamu memang pengen rokok yg dibuat pakai tangan, kembali lagi ke jaman Ken Arok dulu, kamu linting sendiri.
4. Industri rokok menghidupi petani tembakau
Lagi2, wow, wow, wow. Berhentilah halu sekali. Ratusan ribu ton tembakau di impor dari luar negeri. Di negeri ini, Kawan, garam saja impor. Ngapain harus pakai tembakau petani lokal kalau dari luar lebih bagus dan lebih murah? Kita impor tembakau dari China. Yes, tembakau dari sana murah kawan.
5. Industri rokok peduli kesehatan? Pendidikan?
Amazing propaganda ini. Mereka mensponsori acara2 olahraga, ngasih beasiswa dll. Well, dek, jika orang2 akhirnya betulan mau hidup sehat, mau mereka nyentuh rokok? Tidak. Jika orang2 betulan terdidik dan betulan tahu bahaya rokok, mau mereka nyentuh rokok? Tidak.
6. Industri rokok peduli dengan perokok anak/remaja?
Coba jawab pertanyaan sederhana ini: jika tidak ada perokok baru, lantas perokok lama mati. Apa yang akan terjadi? Wah, cilaka bagi industri rokok. Habis konsumen mereka. Maka, apakah industri rokok benar2 peduli dgn anak, remaja yg merokok? Sy ingin sekali melihat notulensi rapat2 bos mereka. Petinggi perusahaan rokok tahu sekali mereka butuh perokok2 baru. Agar sustain. Apakah mereka peduli dgn perokok anak/remaja? Silahkan simpulkan sendiri.
7. Kecanduan
Semakin dini seorang anak mengenal rokok, maka semakin besar kans dia akan kecanduan rokok. Semakin susah payah dia akan berhenti. Tapi sssst, semakin hore industri rokok.
8. Merokok membuat gagah? Kayak iklan-iklannya?
Inilah salah-satu hoax terbesar di planet Bumi, tapi dibiarkan begitu saja. Hebat sekali hoax ini, seolah2 kalau merokok itu akan macho, keren, gagah. Seolah2 merokok itu terlihat dahsyat. Dibiarkan saja 'kebohongan2' ini disebarkan, tanpa ada yang protes, atau menuntut 'penyesatan' publik. Di LN, gaya iklan seperti ini sudah lama mulai disingkirkan. Rokok2 ini diusir dari berbagai event olahraga dunia. Benar2 diusir. Di Indonesia saja ehem, malah dipuja2.
9. Merokok membuat kreatif. Merokok membuat sehat?
Wow, wow, dan wow. Baiklah. Jika sudah sampai di level ini, cukuplah diskusinya. Bukan apa2, perokok itu kecanduan. Masa' kalian menghabiskan waktu meladeni argumen pecandu. Kalau mau menurutkan argumen mereka, merokok itu sungguh menyehatkan. Nanti mereka akan bawa2 produk gula, teh, kopi, asap knalpot, dll. Bilang itu juga merusak, kok nggak Tere Liye bahas? Begitulah.
Akhirulkalam, adik2 sekalian. Merokok itu sangat merusak kesehatan. Jika kalian belum pernah menyentuhnya, maka jangan pernah coba2. Tidak perlu penasaran sedikit pun. Banggalah jika kalian tidak merokok.
Saya, Tere Liye, sy tdk merokok. Sorry, sy tdk butuh rokok untuk berpikir dan menulis. Saya lebih suka minum jus buah sebelum ngetik. Lebih suka minum air putih. Apakah itu menjamin hidup sy lebih sehat? Well, setidaknya, sy tidak perlu petantang-petenteng merokok, memasukkan racun ke dalam tubuh saya.
Bayangkan sebuah selang atau pipa, sambung menyambung2 sepanjang 2.400 kilometer, dari Jakarta hingga Surabaya, balik lagi ke Jakarta, lantas ke Surabaya lagi. Maka sepanjang itulah jalur 'pipa' udara berukuran super mini di kedua paru2 kita. 2.400 kilometer saluran udara sambung menyambung, melintas kesana kemari, yg tidak error, keliru, mampet. Diberikan gratis oleh Tuhan kepada manusia. Sepanjang itu? Iya, uraikan saja satu persatu pipa super mini itu, ilmu modern telah membuktikannya.
Maka, apakah akan kita rusak dengan menghisap asap rokok? Pikirkanlah dengan baik.
(By Tere Liye)
*fb