[PORTAL-ISLAM.ID] Kerja sama operasi (KSO) antara PT Pertamina Gas (Pertagas) dengan PT Rukun Raharja Tbk (RAJA) dalam pembangunan dan pengoperasian pipa minyak bumi di koridor Balam-Bangko-Dumai dan koridor Minas-Duri-Dumai, mendapat sorotan publik.
Pasalnya, PT Rukun Raharja yang mendapat proyek bernilai 300,62 juta dolar AS atau setara Rp 4,2 triliun tersebut sebagian sahamnya dimiliki Hapsoro Sukmonohadi, yang tak lain adalah suami dari Ketua DPR RI, Puan Maharani.
Dengan kata lain, proyek KSO Pertagas senilai Rp 4,2 triliun itu jatuh ke tangan menantu Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Sukarnoputri.
"Di ujung era reformasi ini Indonesia justru makin kental aroma KKN dan dinasti politiknya," ucap Gde Siriana Yusuf kepada Kantor Berita Politik RMOL menanggapi KSO yang melibatkan suami Puan tersebut, Rabu (24/3).
Direktur Eksekutif Indonesia Future Studies (INFUS) itu pun kemudian membandingkan masa-masa awal Orde Baru di bawah Presiden Soeharto dengan di era Presiden Joko Widodo.
"Enam tahun pertama pemerintahan Soeharto di era Orba, belum ada dinasti politik dan KKN. Bandingkan dengan enam tahun pemerintahan Jokowi," tegasnya.
"Artinya 20 tahun lebih era reformasi tidak mampu membasmi KKN, justru dinasti politik semakin subur. Bapak, ibu, anak, mantu di pemerintahan karena asas aji mumpung berkuasa," pungkas Gde Siriana.
Berdasarkan data di Bursa Efek Indonesia (BEI) komposisi kepemilikan saham PT Rukun Raharja per 28 Februari 2021 adalah 32,59% dimiliki Hapsoro Sukmonohadi.
Sisanya, 31,54% dimiliki Sentosa Bersama Mitra. Lalu Johan Lensa 10,42%, dan masyarakat 25,45%.
Adapun dalam proyek KSO dengan Pertagas, PT Rukun Raharja akan memberikan andil pendanaan sebesar 25% dari total investasi atau sebesar 75,16 juta dolar AS. Sedangkan Pertagas akan memberikan kontribusi pembiayaan sebesar 75% investasi atau sebesar 225,47 juta dolar AS. [rmol]