Mengenal Varian Baru Virus Corona B117
Oleh: Prof. dr. Zubairi Djoerban
Banyak yang mengira dengan turunnya kasus, pandemi hampir berakhir. Belum. Jenis korona lama memang berkurang. Tapi strain B.1.1.7 bertambah dan telah ditemukan di Indonesia.
Lalu, apa bedanya B.1.1.7 dengan virus asli sebelumnya?
Mutan baru ini menyebabkan shedding virus lebih intens. Artinya produksi jumlah virusnya jauh lebih banyak di saluran napas.
Jadi, istilah buat B.1.1.7 itu sebagai super spreader tidak tepat. Lebih tepat super shedder, karena virus itu bisa lebih menularkan ke banyak orang.
Apakah B.1.1.7 ini amat berbahaya karena lebih menular dan bisa membebani kapasitas rumah sakit?
Iya. Bisa jadi jumlah kasus harian kita bertambah lagi dan rumah sakit juga terkena imbasnya—jika varian ini dominan. Tapi tidak benar akan menyebabkan kematian yang lebih banyak.
Apakah saya ada gambaran seberapa cepat orang akan terpapar B.1.1.7?
Yang jelas, dia ini berkembang biak lebih banyak saat numpang hidup di saluran napas manusia. Sehingga, virus ini muncul dengan jumlah lebih banyak juga.
Hal itu yang menyebabkan penularannya lebih cepat.
Dus. Kalau di Indonesia, mutasi apa yang paling banyak ditemukan?
Yang beredar di sini dan banyak negara lain adalah D614G. Mutan yang ditemukan pada awal 2020.
Pertama kan virus ini dari Wuhan, kemudian bermutasi jadi D614G, lalu muncul B.1.1.7 dan varian yang ada di Afsel.
Apa buktinya B.1.1.7 menular lebih cepat?
Lihat Inggris. Beberapa bulan terakhir penularannya lebih cepat 70 persen. Tapi, ketika sudah banyak yang divaksinasi, maka angka kasus di sana menurun cukup signifikan. Bisa dicek.
Apakah strain ini berpengaruh terhadap vaksinasi yang sedang berjalan?
Kalau di Inggris sih vaksinnya terbukti efektif menangkal varian itu. Mereka memakai Pfizer.
Bagaimana Indonesia? Belum ada bukti Sinovac bisa menangkal B.1.1.7. Kita tunggu saja bukti ilmiahnya.
Apakah kita harus khawatir terhadap B.1.1.7?
Perlu, tapi jangan panik. Saya yakin kesadaran masyarakat kita terhadap prokes makin tinggi.
Saya optimistis dan tidak bermaksud menebar ketakutan. Saya menyampaikan ini agar kita waspada. Tidak bermaksud bikin takut.
Terakhir. Apakah strain ini masih bisa terdeteksi di swab test PCR?
Tetap bisa.
Tapi kalau tes-tes Covid-19 yang belum ada bukti ilmiahnya, ya saya tidak tahu.
Terima kasih.
(@ProfesorZubairi)
[Sumber: Twitter]
Banyak yang mengira dengan turunnya kasus, pandemi hampir berakhir. Belum. Jenis korona lama memang berkurang. Tapi strain B.1.1.7 bertambah dan telah ditemukan di Indonesia.
— Zubairi Djoerban (@ProfesorZubairi) March 3, 2021
Lalu, apa bedanya B.1.1.7 dengan virus asli sebelumnya?