[PORTAL-ISLAM.ID] Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo menyampaikan pengakuan mengejutkan.
Pengakuan Gatot Nurmantyo bahkan 'menampar' mantan atasannya yang kini menjadi Ketua Umum Partai Demokrat versi KLB, yakni Moeldoko.
Gatot Nurmantyo mengaku didatangi dan ditawari menjadi Ketua Umum Partai Demokrat melalui Kongres Luar Biasa (KLB), yang pada akhirnya menetapkan Kepala KSP Moeldoko sebagai ketum.
Saat itu, kata Gatot Nurmantyo, ada yang datang kepadanya. Pada awalnya sempat tertarik, namun urung ketika mendengar skenario yang disampaikan orang yang datang itu.
"Ada yang datang sama saya. Oh menarik juga, kata saya," kata Gatot Nurmantyo, dalam program Hotspot yang tayang di chanel Youtube Bang Arief, Sabtu, 6 Maret 2021.
Gatot diwawancarai pada Jumat, 5 Maret 2021, sebelum KLB Partai Demokrat di Sumut menetapkan Moeldoko sebagai ketua umum.
"Trus saya tanya bagaimana prosesnya. Oh begini pak, kita nanti bikin KLB. Trus KLB gimana? ya nanti kita mengganti AHY dulu," kata Gatot Nurmantyo menceritakan.
Mendengarkan penjelasan itu, Gatot Nurmantyo diam sejenak ketika mendengar kalimat menurunkan AHY.
Baginya tak mungkin melakukan hal itu kepada anak Presiden ke-6 Soesilo Bambang Yudhoyono, yang telah berjasa membesarkannya hingga menjadi seorang jenderal.
"Saya ini bisa naik bintang satu, bintang dua, sampai bintang tiga, itu presiden pasti tahu. Kemudian Pangkostrad, sudah pasti presiden tahu. Apalagi presidennya saat itu tentara, Pak SBY, tidak sembarangan" katanya.
Bahkan ketika dirinya Pangkostrad, beberapa kali dipanggil SBY ke istana dan mendapat amanah dari presiden yang kini menjabat Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat tersebut.
Gatot Nurmantyo lalu mengungkap kalimat-kalimat yang saat itu disampaikan Presiden SBY kepada dirinya.
"Kamu akan saya jadikan Kepala Staf Angkatan Darat," kata Gatot Nurmantyo, menirukan kalimat yang disampaikan Presiden SBY saat itu.
Gatot Nurmantyo kemudian berterima kasih atas penghargaannya dan akan mempertanggung jawabkan.
"Beliau (SBY) tidak nitip apa-apa, tidak pesan apa-apa. Maksud saya begini. Apakah iya. Saya ini dibesarkan dua Presiden. Pertama Pak Soesilo Bambang Yudhoyono, dan kedua Pak Jokowi," katanya.
"Trus saya membalasnya dengan mencongkel anaknya. Ini kan....," kata Gatot Nurmantyo yang mengilustrasikan seekor puma yang memangsa orang hutan, dan ada anaknya tidak jadi dimakan lalu diamankan.
"Lalu nilai-nilai apa yang akan saya berikan kepada anak saya. Waduh itu orang gak bener tuh. Orang gak beradab tuh, udah dijadikan Kasad lalu ganti anaknya (AHY) hanya karena ambisi tuh," kata Gatot.
Pengakuan Gatot ini jelas menampar Moeldoko yang oleh SBY pernah diangkat jadi Panglima TNI tapi malah sekarang berkhianat.
Diberitakan sebelumnya, Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengaku menyesal dan bersalah pernah memberikan jabatan Panglima TNI kepada Moeldoko saat dirinya menjabat Presiden.
Pasalnya, kata SBY, Kepala Staf Presiden (KSP) tersebut telah bersekongkol dengan orang dalam di Partai Demokrat melakukan kudeta terhadap kepemimpinan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dengan menggelar KLB Partai Demokrat.
Tak hanya itu, SBY juga menyayangkan sikap Moeldoko sebagai prajurit TNI yang melakukan kudeta terhadap Partai Demokrat. Hal itu, kata SBY, tentu membuat malu para prajurit maupun perwira yang pernah bertugas di TNI.
"Tak hanya mendatangkan rasa malu bagi perwira dan prajurit yang pernah bertugas di jajaran TNI, termasuk rasa malu dan rasa bersalah saya yang dulu memberikan rasa kepercayaan dan jabatan kepadanya. Saya memohon ampun kepada Allah Ta’ala, Tuhan Yang Maha Kuasa, atas kesalahan saya itu," ujar SBY melalui siaran langsung di akun Youtube pribadinya, Jumat (5/3/2021), malam.
Berikut VIDEO pengakuan Gatot Nurmantyo: