[PORTAL-ISLAM.ID] Pengamat politik Burhanuddin Muhtadi menilai Anies Baswedan tak akan kehilangan panggung meski Pilkada digelar pada 2024.
Sebelumnya, ada anggapan bahwa Gubernur DKI Jakarta itu akan kehilangan panggung untuk memuluskan jalannya di Pilpres 2024 jika Pilkada DKI Jakarta 2022 ditiadakan.
"Kalau pun Pilkada tetap 2024, menurut saya Anies tidak kehilangan panggung," kata Burhanuddin, yang juga Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, dalam diskusi virtual, Sabtu, 13 Maret 2021.
Burhanuddin mengatakan Anies bakal purnatugas sebagai gubernur DKI sekitar bulan September 2022. Namun setelah itu, kata dia, ada perhelatan konvensi calon presiden yang bakal digelar Partai NasDem. Sejauh ini, Anies memang disebut-sebut bakal mengikuti konvensi itu.
Burhanuddin berujar konvensi NasDem itu kemungkinan digelar mulai awal tahun 2023. Konvensi tersebut kemungkinan rampung pada pertengahan 2023, lalu calon presiden yang memenangi konvensi bakal didaftarkan ke KPU beberapa bulan sebelum Pemilu 2024.
"Jadi sebenarnya kalau ada alasan (pilkada) ditaruh ke 2024 supaya Anies kehilangan panggung, enggak, dia tetap punya panggung. Karena masa jabatannya berakhir menjelang akhir 2022 dan setelah itu ada konvensi (yang bisa dimanfaatkan sebagai panggung politik bagi Anies)," ujar Burhanuddin.
Sebelumnya, Direktur Eksekutif Indo Barometer M. Qodari memang menyebut Anies Baswedan akan mendapatkan kembali panggung jika Pilkada DKI Jakarta digelar tahun 2022. Panggung politik itu pun dinilai bakal memuluskan langkah Anies maju sebagai calon presiden di 2024.
Namun Burhanuddin lantas membeberkan hasil survei lembaganya. Meskipun Anies menempati peringkat pertama sebagai calon gubernur jika pemilu diadakan hari ini, kata Burhanuddin, elektabilitas Anies sebenarnya tak terlampau tinggi.
"Sebenarnya kekhawatiran terhadap Anies akan menang mudah di 2022 jika pilkada tetap diadakan, itu menurut saya berlebihan," kata Burhanuddin.
Dia mengimbuhkan, pihak-pihak yang keberatan atau khawatir Anies Baswedan menang dengan mudah jika digelar Pilkada DKI 2022 (makanya kemudian Pilkada 2022 ditiadakan dan diundur 2024, karena takut Anies menang) mestinya menyodorkan lawan yang kuat untuk melawan gubernur inkumben itu.
"Lebih baik keberatan mereka yang khawatir Anies menang ya kasih dong lawan yang kuat buat Anies supaya masyarakat DKI juga punya kompetisi elektoral yang berkualitas karena yang maju adalah orang-orang terbaik," pungkasnya.
(Sumber: Tempo, Okezone)