KUDETA DEMOKRAT UNTUK SIAPA...?
Sebenarnya sangat menarik untuk menganalisa upaya (kalau memang benar) mati-matian Pak MDK mengambil alih Kepemimpinan Demokrat.
Secara logika, sudah pasti tujuan utamanya adalah untuk menjadikan Demokrat sebagai Kendaraan di Pilpres 2024 mendatang.
Kalau berkaca ke kondisi sekarang, atau kita ambil saja hasil-hasil survey sebagai dasar untuk menganalisa, menurut saya Pak MDK belum termasuk Kandidat Capres/Cawapres unggulan.
Tapi kalau misalnya, kita sebut saja Pengambil Alihan Demokrat adalah bagian dari upaya mengkerdilkan Kelompok Oposisi, rasanya juga terlalu berlebihan. Ada atau tidak adanya Demokrat, sebenarnya peran Partai Oposisi kita sudah lama mati.
Jadi saya lebih cenderung meyakini, Pengambilalihan Demokrat (sekali lagi kalau memang benar) adalah Perjalanan Panjang dari sebuah Rencana Panjang untuk menggolkan Pak MDK sebagai Presiden selanjutnya.
Kalau melihat "keberanian" Pak MDK, mustahil Pak Lurah tidak tahu. Bahkan analisa saya, justru direstui oleh Pak Lurah dan bisa saja bagian dari rencana Pak Lurah untuk menjamin masa Pensiunnya kelak.
Sudah menjadi rahasia. Di Negara kita posisi Presiden sangat berkuasa. Tapi begitu kekuasaan berpindah tangan, maka posisi Mantan Presiden sangat rentan. Justru sering dianggap bukan siapa-siapa.
Lihat saja nasib Bung Karno, Pak Harto, Pak Habibie, Gusdur dan lainnya.
Hanya Bu Megawati satu-satunya Mantan Presiden yang tetap memiliki pengaruh setelah kekuasaan berpindah tangan. Itupun sempat jadi "orang biasa" selama 10 tahun sampai Kadernya berhasil jadi Presiden.
Mungkin saja hal ini mengilhami Pak Lurah untuk menciptakan Kader Sendiri.
Kalau analisa saya ini benar, maka Pilpres 2024 akan menjadi Pilpres yang jauh lebih rumit dan jauh lebih bergejolak dibandingkan Pilpres 2019 yang lalu.
Bedanya sekarang, kubu yang akan saling cakar-cakaran adalah Kubu yang berada dilingkaran kekuasaan sekarang.
Tentu saja paling menarik sekarang adalah menunggu reaksi Madam....
(By Azwar Siregar)