Hadiah Allah Saat Rasulullah Sedih
Saat itu Rasulullah Muhammad kehilangan dua orang yang paling dicintai dalam hidupnya, pamannya Abu Thalib, dan istrinya Khadijah, tahun itu adalah kesedihan.
Maka hilang sudah pembelanya di dunia, orang yang jadikan badannya sebagai tameng buatnya. Hilang sudah kekasih yang meredakan sakit dan nyeri jiwanya.
Saat itu nasab yang tinggi tak mencegah kaumnya untuk menghina, memaki dan menuduhnya, memfitnah dirinya dengan tuduhan yang paling hina.
Rasulullah berharap pada kaum Tsaqif di Thaif, berjalan jauh dan penat, hanya untuk dilempari batu oleh orang-orang bodoh yang menolak kebaikan yang dia tawarkan.
Saat itu dunia terasa menghimpit baginya, sedangkan sedih tak ada hentinya, di satu sisi musuh menunggu di rumahnya, sementara ia dipersekusi di tempat tujuannya.
سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَى بِعَبْدِهِ لَيْلا مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الأقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ
Saat semua penduduk bumi menyempitkannya, Allah luaskan perjalanannya hingga ke Masjidil Aqsha, saat manusia merendahkannya, Allah meninggikannya ke Sidratul Muntaha.
Saat Rasulullah dalam kondisi sulit membebaskan ummatnya dengan Islam. Allah ajak beliau melihat Baitul Maqdis yang juga dalam penjajahan, untuk memberinya semangat.
Saat tak ada yang mau menemui dan mendukung Rasulullah, Allah jumpakan dia dengan diri-Nya, membolehkan dia dan ummat-Nya untuk meminta pada-Nya 5x sehari.
Pesan Allah, "Maka meminta-lah kalian kepada-Ku (dengan kesulitan kalian), dengan sabar dan shalat". Inilah hadiah kepada Rasulullah dan ummatnya dalam kondisi paling sulit.
Mahasuci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya di malam hari dari Masjid Al-Haram ke Masjid Al-Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya - (QS 17: 1).
Dan pada saat apa Rasulullah diangkat ke derajat yang paling tinggi oleh Allah? Saat beliau menjadi hamba-Nya yang paling taat. Untuk ruku dan sujud meminta tolong pada Dzat tertinggi.
Dan kita, sangat memerlukan pertolongan-Nya hari-hari ini. Ingat perjalanan malam Rasulullah, ingat Masjid Al-Aqsha yang jauh lebih menderita, ingat janji Allah.
(By Felix Siauw)