[PORTAL-ISLAM.ID] GAZIANTEP - Tujuh tahun lalu, serangan rezim Assad membuat dua bersaudari masing-masing kehilangan satu kaki. Kini, mereka memiliki kesempatan baru untuk hidup di Turki.
Meryem Aliomer, 20, dan saudari kandungnya yang berusia 14 tahun, Mecide, kehilangan kaki kanan mereka dalam serangan rezim Suriah di halte bus di Aleppo pada April 2014.
Kaki mereka harus diamputasi dari bawah lutut dan gadis-gadis itu terpaksa menggunakan kruk untuk berjalan.
Meryem dan Mecide melihat harapan untuk hidup normal ketika mereka menetap di Gaziantep, Turki tenggara, bersama orang tua dan saudara kandung mereka.
Yayasan Bantuan Kemanusiaan Turki (IHH) datang membantu mereka dan memulai upaya untuk membuatkan mereka kaki prostesis.
Kedua perempuan ini dibawa ke sebuah pusat di distrik Reyhanli provinsi Hatay Turki dan diberikan kaki palsu setelah menjalani perawatan medis selama sebulan.
Berkat kaki prostesis, Meryem dan Mecide kini dapat dengan nyaman bertemu teman-teman mereka dan menjaga diri mereka sendiri.
“Mereka menjalani tes di fasilitas tersebut dan perawatan mereka segera dimulai. Prosesnya akan berlanjut di masa depan sesuai dengan persyaratan pertumbuhan fisik mereka,” kata Yunus Mengilli, perwakilan IHH di Gaziantep.
“Mereka akan bisa bersekolah dan mengerjakan sendiri tugas lain. Mereka sekarang bisa menikmati kehidupan sosialnya,” tambahnya.
Meryem mengaku senang karena kaki palsu memungkinkannya melakukan berbagai hal sendiri.
“Hidup tanpa kaki prostesis ini susah, dan perawatan ini akan membantu saya memenuhi kebutuhan saya sendiri,” katanya.
Bagi Mecide, bagian yang paling menarik adalah dia sekarang bisa kembali bermain dan bersenang-senang dengan teman-temannya di sekolah.
Di tengah meningkatnya kekejaman dalam perang sipil yang berkecamuk di Suriah sejak awal 2011, Turki membuka perbatasannya bagi warga Suriah yang melarikan diri dari kebrutalan rezim Assad.
Turki menampung sekitar empat juta pengungsi Suriah hari ini, terbanyak dibanding negara mana pun di dunia.
(Sumber: Anadolu Agency)