[PORTAL-ISLAM.ID] Nama Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan terus berkibar di bursa calon presiden atau capres 2024. Refly Harun, ahli hukum tata negara yang belakangan aktif menganalisis perpolitikan Tanah Air, memberikan penilaian tentang sosok dan kans Anies.
"Anies Baswedan ini ngeri-ngeri sedap ya. Kenapa? Karena bagi kelompok arus kiri, dia adalah the common enemy, musuh bersama yang barangkali di antara calon-calon yang saya sebutkan enam itu, inilah calon yang paling dimusuhi sebagai orang yang dianggap akan menggerakkan arus kanan dalam politik Indonesia," papar Refly dalam video berjudul 'Anies Masa Depan, Prabowo Masa Lalu' di Channel YouTube Refly Harun, yang tayang pada Minggu (21/3/2021).
Calon lainnya, lanjut Refly, tidak ada yang dicurigai akan menggerakkan arus kanan dalam politik Indonesia.
"Ridwan Kamil, menurut saya tidak cukup menendang kalau Ridwan Kamil maju tanpa pendukung yang kuat. Karena dibandingkan Anies Baswedan justru Ridwan Kamil lemah dari sisi fanatisme pendukung-pendukungnya. Saya tidak bicara soal Jawa Barat saja, tapi saya bicara tentang sebuah spektrum luas dalam politik Indonesia, antara kanan dan kiri, tengah, atau nasionalisme dengan islamisme," jelasnya.
Selain itu, lanjut Refly, Sandiaga Salahuddin Uno tidak mewakili arus apa pun. Apalagi, setelah Sandi masuk Kabinet Indonesia Maju, orang tidak lagi mengingatnya sebagai santri muda. "Barangkali nanti jubah politiknya akan berubah," ujarnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, lembaga survei Indikator Politik Indonesia merilis hasil Survei Nasional Suara Anak Muda. Nama Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menduduki peringkat pertama capres pilihan dengan persentase 15,2 persen.
Di bawah Anies, ada nama Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Gubenur Jawa Barat Ridwal Kamil (RK). Ganjar mengantongi persentase 13,7 persen dan RK sebesar 10,2 persen.
Selain itu, di posisi keempat dan kelima ada dua orang yang menjadi pasangan calon presiden dan wakil presiden Tahun 2019 lalu, yakni Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno. Sandi memiliki elektabilitas 9,8 persen, sedangkan Prabowo 9,5 persen.
Simak selengkapnya analisa Refly Harun..