[PORTAL-ISLAM.ID] Sekretaris Majelis Tinggi Partai Demokrat Andi Mallarangeng heran dengan anggapan sejumlah pihak yang mengatakan bahwa partai Demokrat yang dinaunginya merupakan dinasti politik dari keluarga Cikeas alias Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Anggapan terkait dinasti politik di tubuh Partai Demokrat sendiri muncul setelah Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) didapuk jadi Ketua Umum (Ketum) Demokrat menggantikan ayahnya, yaitu SBY. Pergeseran orang nomor satu di Demokrat itulah yang dinilai oleh sejumlah pihak sebagai politik dinasti.
Menanggapi adanya anggapan tersebut, Andi Mallarangeng tegas membantah dengan dalih bahwa sejak Partai Demokrat lahir selalu terjadi pergantian kekuasaan yang berbeda-beda, mulai dari Ketum pertama Demokrat Subur Budhisantoso hingga saat ini AHY.
Hanya saja beberapa tahun lalu memang ada masalah hukum yang menjerat Ketum Demokrat yang saat itu masih dijabat oleh Anas Urbaningrum. Kemudian ketika itu juga SBY langsung menyelematkan partai dengan menjadi Ketum.
“Mana ada politik dinasti? Coba lihat sejak awal Partai Demokrat, pertama Ketua Umumnya Subur Budhisantoso, yang kedua Hadi Utomo. Nah yang ketiga kami bersaing, Pak Marzuki Alie, saya, dan saudara Anas, bersainglah kita, semua bisa dilihat. Kemudian ada masalah hukum dengan saudara Anas, Pak SBY langsung melakukan penyelamatan partai,” ujar Andi saat jadi narasumber dalam NewsMaker, dikutip Hops pada Senin, 15 Maret 2021.
Setelah SBY purna tugas sebagai Ketum Demokrat, kata Andi, pihaknya kemudian mencari kader terbaik yang memiliki kriteria tertentu melalui jajak pendapat. Walhasil kala itu AHY jadi kader Demokrat yang memenangkan poling dan didapuk sebagai Ketum.
“Lalu ada pemilihan (Ketum) lagi, kader Partai Demokrat terbaik ya AHY. Coba bikin kriterianya, paling tidak polingnya lah. Dari semua kader Demokrat dia pollingnya paling tinggi,” katanya.
Andi menjelaskan, disamping hasil poling suara terbanyak jatuh kepada AHY. Partai Demokrat telah memprediksi bahwa kedepannya, khusunya di tahun 2024 bakal terjadi pergeseran gaya kepemimpinan nasional.
Kedepannya, anak-anak muda bakal tampil sebagai tokoh yang yang memimpin negeri. Oleh sebabnya belakangan banyak bermunculan tokoh-tokoh pejabat publik yang berasal dari kalangana anak muda.
“Kita ini butuh lokomotif baru, SBY sudah selesai. Partai Demokrat memperkirakan, memprediksi bahwa tahun 2024 akan ada pergantian kepemimpinan nasional,” jelas Andi.
“Anak-anak muda, orang-orang muda akan tampil memimpin negeri ini, karena itu Demokrat sejak awal sudah mengantisipasi itu untuk melakukan regenerasi,” lanjutnya.
Dengan mempertimbangkan segala kemungkinan tersebut, salah satunya soal pemimpin yang berasal dari generasi kalangan muda, maka dipilihlah sosok putra sulung SBY, yakni Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai Ketum menggantikan estafet kekuasaan dari sang ayah.
“Kita ingin orang muda yang memimpin Partai Demokrat, yang siap bersaing di tahun 2024. Di antara generasi itu, generasi muda Partai Demokrat siapa yang bisa jadi lokomotif? Mana yang paling bagus di muka publik, yang mendapat elektabilitas tinggi? Ya tentu AHY!,” imbuhnya.[hops]