3 Maret 1924, Khilafah (di)bubar(kan)
Dalam setiap perang yang melibatkan imperium atau kekuatan besar dunia, maka dapat dipastikan selalu ada yang hilang atau kesemuanya hilang dan berganti dengan imperium baru.
Pasca perang dunia ke-1, tak satupun dari 4 Imperium besar, Kekaisaran Tsar di Rusia, Kekaisaran Austria-Hongaria, Kekaisaran Prusia-Jerman dan Khilafah Turki Ustmani, tampil menjadi pemenang, saat itu, kesemuanya runtuh dan berganti.
Kekhalifahan Utsmaniyah (1299–1924) adalah kekaisaran lintas benua yang didirikan oleh suku-suku Turki di bawah pimpinan Osman Bey di barat laut Anatolia pada tahun 1299.
Setelah 1354, Utsmaniyah melintasi Eropa dan memulai penaklukkan Balkan, mengubah negara Utsmaniyah yang hanya berupa kadipaten kecil menjadi negara lintas benua.
Utsmani mengakhiri riwayat Kekaisaran Romawi Timur seiring penaklukan Konstantinopel oleh Sultan Mehmed II (Muhammad Al Fatih) tahun 1453.
Sepanjang abad ke-16 dan 17, tepatnya pada puncak kekuasaannya di bawah pemerintahan Suleiman Al-Qanuni, Kekhalifahan Utsmaniyah adalah salah satu negara terkuat di dunia, imperium multinasional dan multibahasa yang mengendalikan sebagian besar Eropa Tenggara, Asia Barat/Kaukasus, Afrika Utara, dan Tanduk Afrika.
Pada awal abad ke-17, kesultanan ini terdiri dari 32 provinsi dan sejumlah negara vasal, beberapa di antaranya dianeksasi ke dalam teritori kesultanan, sedangkan sisanya diberikan beragam tingkat otonomi dalam kurun beberapa abad.
Dengan Konstantinopel sebagai ibu kotanya dan kekuasaannya atas wilayah yang luas di sekitar cekungan Mediterania, Kekhalifahan Utsmaniyah menjadi pusat interaksi antara dunia Timur dan Barat selama lebih dari enam abad.
Kekhalifahan ini bubar pasca Perang Dunia I, tepatnya dibubarkan pada pada 3 Maret 1924.
Pembubarannya berujung pada kemunculan rezim politik baru di Turki, serta pembentukan Balkan dan Timur Tengah yang baru.[]