[PORTAL-ISLAM.ID] Hingga hari ini publik terus menanti figur kuat yang berkapabilitas tinggi baik nasional dan daerah yang akan menjadi pengganti Jokowi di tahun 2024.
“Per hari ini saja, beberapa peristiwa politik yang terjadi di tanah air misalnya saja gabungnya Gerindra yang selama ini sebagai pemimpin oposisi selama 10 tahun belakangan ini ke dalam koalisi pemerintah, pro-kontra UU Cipta Kerja dan revisi UU Pemilu, kasus korupsi bansos yang menyeret elit PDI-Perjuangan juga manajemen penanganan bencana di Indonesia adalah basisnya,” tutur Herry Mendrofa, Direktur Eksekutif Centre for Indonesia Strategic Actions (CISA) pada Kamis (11/2/2021) melalui keterangan persnya.
Berdasarkan peristiwa politik ini, Dia meyakini bahwa akan ada implikasi politik terhadap tren elektoral baik itu partai politik maupun figur yang digadang-gadang menjadi kandidat Presiden dan Wakil Presiden di tahun 2024.
“Terbukti selama kami melakukan survei yang bertajuk jika hari ini pilpres dilaksanakan maka siapa yang akan anda pilih sebagai Presiden, Anies Baswedan cukup mengungguli kompetitor lainnya dan berhasil mengumpulkan 20,7 persen responden yang memilihnya sekaligus menggeser Ganjar yang hanya mendapatkan 16,5 persen dan Prabowo 12,9 persen,” ujar Herry.
Survei yang berlangsung dari 6-10 Februari 2021 tersebut mengambil sampel 2.800 orang responden dengan margin error sebanyak 2,8 persen ini secara mengejutkan menempatkan Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY dan Puan Maharani dijajaran 5 besar kandidat capres tahun 2024.
“Baik Anies ataupun AHY yang mendapatkan 16,9 persen itu adalah sama-sama merefleksikan politik alternatif serta kejenuhan politik. Anies kuat sebagai Gubernur ibukota sedangkan AHY adalah Ketua Umum partai termuda cukup membantu kerja politiknya. Disamping itu pula upaya pendongkelan terhadap AHY dari Ketum Demokrat juga cukup menuai simpatik publik,” tandasnya.
Lain halnya dengan Puan Maharani, Herry menyebutkan figur representatif ini cukup menarik perhatian karena muncul sebagai kandidat yang layak diperhitungkan oleh kandidat lainnya.
“Puan adalah Ketua DPR-RI perempuan pertama, pernah menjadi Menko saat Jokowi-JK berkuasa hingga gerakan relawan yang cukup masif membangun elektabilitasnya sebagai kandidat Presiden di 2024. Hal ini menjadi faktor menguatnya Puan di 6,2 persen,” tukasnya.
Selain itu Dia menambahkan bahwa pergeseran pola-pola pendekatan figur politik baik nasional dan daerah pasca pandemi juga berpengaruh pada elektabilitas setiap kandidat.
“Pendekatan konvensional akan kalah dengan pendekatan modern. Konsistensi dalam konteks mendominasi teknologi daring untuk mengaktualisasikan diri sebagai figur dan kandidat politik akan menjadi strategi yang terbilang efektif di era pandemi Covid-19. Setiap figur tetap harus bekerja ekstra untuk meningkatkan elektabilitasnya,” pungkas Herry.
Adapun hasil survei yang dilaksanakan melalui wawancara langsung dengan mix method di 34 Provinsi Indonesia tersebut menempatkan 10 tokoh sebagai kandidat Presiden di 2024 terdiri atas 7 orang laki-laki serta 3 orang perempuan sebagai berikut:
1. Anies Baswedan 20,7 persen
2. Agus Harimurti Yudhoyono 16,9 persen
3. Ganjar Pranowo 16,5 persen
4. Prabowo Subianto 12,9 persen
5. Puan Maharani 6,2 persen
6. Sandiaga Uno 1,9 persen
7. Airlangga Hartarto 1,3 persen
8. Bambang Soesatyo 1,3 persen
9. Tri Rismaharini 0,8 persen
10. Khofifah Indar Parawansyah 0,6 persen
11. Lainnya 20,9 persen
(Sumber: Link)