Natalius Pigai & Fenomena Absurditas Dunia Politik Indonesia
Karena banyaknya japri yang minta pendapat saya, maka saya buatkan status saja 🙏
Saya mulai paparan ini dengan pernyataan: "ADALAH HAK DARI BUNG NATALIUS PIGAI UNTUK MENERIMA PERMINTAAN BERTEMU ABU JANDA!"
Ya, sekali lagi .... adalah hak dari Bung Natalius Pigai (NP) untuk menerima permintaan bertemu dari Permadi Arya aka Abu Janda (AJ), yang pada konteks permasalahan yang ada bisa dimaknai sebagai "Tindakan Memaafkan Abu Janda".
Terus Kita ????
Nah di sinilah kesempatan kita untuk merenung ..... Ya Emang Kita Itu Sejatinya Siapa Ya ...? Apa Urusan Kita Dalam "Perseteruan" Mereka...? Kenapa Kita Akhirnya Menjadi Kecewa Dengan Pertemuan Mereka?
Apalagi aksi pose foto Abu Janda nampak tengil dan belagu, seolah mengisyaratkan kepada publik bahwa dirinya lah "Sang Pengendali" permainan.
(Awalnya) Kita ini adalah Masyarakat Publik yang peduli atas "Dugaan Tindakan Rasisme" yang dialami oleh Natalius Pigai. Apalagi si terduga (AJ) adalah orang yang selama ini sering memicu kegaduhan nasional dan BAHKAN belakangan mengakui sendiri kalau dirinya adalah seorang buzzer berbayar.
Sampai di sini, KITA TIDAK SALAH!
Betul! sampai di sini kita tidak salah, karena kita berpegang kepada "Standar-Standar Nilai" yang ada, yang mendorong sisi humanisme kita untuk bergerak membela Natalius Pigai. Kita sebagai entitas masyarakat publik sudah berada di rel yang benar, dengan memberikan reaksi spontan pembelaan atas ketidak-adilan yang diterima oleh sesama insan manusia. JANGAN PERNAH SESALI HAL INI!
JANGAN PERNAH SESALI PEMBELAAN YANG PERNAH KITA BERIKAN TERHADAP Natalius Pigai, KARENA (SEBENARNYA) MEMANG MESTI BEGITULAH MANUSIA YANG NORMAL & BERADAB HARUS BERSIKAP!
ADAPUN... terkait tentang perasaan kecewa atas perkembangan terbaru dari Sikap Bung Natalius Pigai.... Ya di sinilah kita mesti belajar untuk mengubah "Cara Penyikapan" yang selama ini sering kita pakai dalam memandang "Dunia Perpolitikan Indonesia".
BERUBAH CARA MENYIKAPI???
EMANG ADA APA DENGAN DUNIA PERPOLITIKAN INDONESIA???
Fenomena Bung Natalius Pigai bukanlah kali pertama terjadi dalam Dunia Perpolitikan Indonesia, yaitu fenomena perubahan sikap & pendirian yang memicu kekecewaan publik.
Betapa seorang Natalius Pigai yang selama ini begitu garang bermedsos, bahkan seorang A.M. Hendropriyono saja dia jabanin, TETAPI hanya dengan Abu Janda kok malah seolah bertekuk lutut. Natalius Pigai yang awalnya jadi idola dan dipuja, kini banyak dicerca!
Satu contoh lain yang paling fenomenal adalah bergabungnya Prabowo dan Sandiaga Uno ke dalam Pemerintahan Jokowi.
Apa yang terjadi ini, IMHO (In My Humble Opinion) adalah ABSURDITAS Perpolitikan Nasional, yang di luar jangkauan kita sebagai Masyarakat Publik yang berada di luar gelanggang/ tidak masuk dalam ring,
*Absurditas = Hal Yang Bukan-Bukan; Ketidakjelasan.
Ya ... Kita Masyarakat Publik tidak tahu persis, cuman bisa membuat praduga APA YANG SEBETULNYA TERJADI, HINGGA AKHIRNYA MENYEBABKAN SEORANG Natalius Pigai MAU UNTUK BERTEMU DENGAN Abu Janda.
Keterlibatan seorang Sufmi Dasco-Petinggi Gerindra sebagai mediator, semakin menimbulkan tanda tanya. Kenapa (terkhusus) untuk Abu Janda mau-maunya melibatkan diri? Apa sisi strategisnya untuk kepentingan Bangsa & Negara, dengan ngurusin seorang Abu Janda?
Kalau banyak netizen yang mengecam Bung Natalius Pigai dengan selorohan: "Lapar Galak, Kenyang Bego" (silakan dimaknai dengan makna denotatif atas phrase konotatif tersebut), Saya termasuk yang mencegah diri ikut2an mengecam semacamnya KARENA lebih memilih untuk ABAIKAN! DAN SEGERA BERANJAK!
Ya ..... Standar Nilai TETAP KITA PERTAHANKAN yaitu Meyakini Bahwa Apa Yang Dilakukan oleh Abu Janda terhadap Natalius Pigai adalah Tindakan Rasisme!
TAPI Cara Penyikapan yang kita ubah yaitu dengan:
JANGAN PERNAH OVER EKSPEKTASI TERHADAP DUNIA PERPOLITIKAN NASIONAL INDONESIA! TERMASUK BERLEBIHAN DALAM MEMFIGURKAN SOSOK INDIVIDUAL YANG SEDANG "TENAR DI PANGGUNG" PERPOLITIKAN NASIONAL.
Cara yang paling mudah ditempuh untuk mewujudkan hal di atas adalah DENGAN SELALU HANYA FOKUS KEPADA GAGASAN/IDE/WACANA/NILAI dan memberi porsi yang wajar-wajar saja bagi subyek individunya !
SEDERHANANYA... yang kita bela atau kita lawan itu ide / gagasannya / kebijakannya dan bukan individunya semata.
Dengan demikian, KETIKA Sang Subyek Tokoh "berubah sikap & pendirian" KITA tidak larut dalam kekecewaan, KARENA BERANGKAT DARI KESADARAN AWAL bahwa "Dunia Perpolitikan Nasional Indonesia MEMANG Penuh Dengan Absurditas".
(Pada kesempatan ini, sekalian mumpung ada momentumnya, saya juga termasuk yang men-seyogyakan untuk Teman-Teman Semua silakan proporsionalkan kekaguman atas subyek individu Tokoh-Tokoh Nasional lain yang saat ini sedang "melangit" seperti Rocky Gerung, Anies Baswedan, Gatot Nurmantyo DLL, dan mari lebih fokus saja kepada gagasan/ide yang sedang diusungnya).
*NOTE: Atas pertanyaan terkait proses hukumnya? Saya meyakini Polisi tidak akan melanjutkan kasusnya karena ada fakta Natalius Pigai telah "memberi permakluman", meski ya ayo kita tunggu saja perkembangan selanjutnya KARENA yang melaporkan adalah Pihak KNPI (bukan Natalius Pigai).
09/02/2021
(By Tara Palasara)
*Sumber: fb