[PORTAL-ISLAM.ID] Aktivis Katolik Aloysius Hartono menyoroti pernyataan salah satu teroris JAD atau ISIS bernama Ahmad Aulia (30) yang mengklaim dirinya merupakan anggota FPI.
Pengakuan Ahmad Aulia, kata Aloysius, merupakan cara lama untuk menstigmakan FPI sebagai pendukung teroris ISIS.
“Narasi yang dilontarkan mudah ditebak arahnya, yaitu untuk dijadikan trigger untuk mengkriminalisasi Munarman dan menstigmakan FPI sebagai pendukung teroris ISIS,” kata Aloysius dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (6/2/2021).
Aloysius mengatakan, FPI sendiri sudah dibubarkan sejak akhir tahun 2020 oleh pemerintah.
Namun anehnya organisasi keislaman ini terus diserang dengan berbagai tuduhan.
Ia pun menyarankan, aparat Polri agar menyudahi dijadikan alat untuk menghantam anak bangsa yang dinilai ikut andil membangun bangsa ini
“Polri kembalilah ke treknya sebagai pelindung dan pelayan masyarakat. Berhentilah dijadikan alat oleh kelompok jahat untuk menghantam sesama anak bangsa,” ujarnya.
Aloysius yang merupakm warga minoritas di Indonesia menyakini kerukunan tak akan terwujud bila pemerintah masih arogan terhadap kelompok yang bersebrangan dengan pemerintah.
“Saya sangat yakin, ketenangan dan kerukunan sulit terwujud di negeri ini, jika pemerintah terus berbuat tidak adil terutama kepada kelompok Islam, khususnya yang dianggap berseberangan dengan pemerintah,” sindirnya.
Sebelumnya, Ahmad Aulia, 30, salah satu terduga teroris jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) membuat pernyataan mengejutkan. Dia menyebut ada pimpinan FPI pusat yang juga menghadiri baiat massal kepada ISIS.
Ahmad mengungkapkan, ditangkap oleh Densus 88 Anti Teror Polri pada 6 Januari 2021. Dia ditahan di Polda Sulawesi Selatan akibat mengikuti baiat massal kepada ISIS pada 2015 silam.
“Saya berbaiat kepada Daulatul Islam, yang memimpin Daulatul Islam Abu Bakar Al Baghdadi. Saat deklarasi FPI mendukung Daulatul Islam pada Januari 2015 saya berbaiat pada saat itu bersama dengan 100 orang simpatisan dan Laskar FPI,” kata Ahmad melalui video pendek, Kamis (4/2).
Polri lantas membuka peluang akan memeriksa mantan Sekretaris Umum Front Pembela Islam (FPI) Munarman terkait pengakuan terduga teroris Makassar, Ahmad Aulia.
Namun pihak Polri belum dapat memastikan waktu pemanggilan terhadap Munarman. Hal itu masih menunggu perkembangan penyidikan dari tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri.[pojoksatu]