BUZZER LAKNAT MEMANCING ADU DOMBA
Twitter lagi heboh ya..
Lagi-lagi twitan DS dijadikan bahan keributan. Menyoroti hasil rilis Provinsi termiskin dan menempatkan Aceh sebagai salah satunya. Sebenarnya kemiskinan yang dirilis BPJS itu benar, bahwa Aceh masuk ke dalam provinsi yang termkiskin.
Jadi tidak benar ketika seorang DS yang mentwitkan dengan narasi provokasi.
Kita tau bahwa pengikut DS adalah kaum-kaum yang sangat energik membahas Aceh dan Sumbar. Bagi mereka, sedikit berita negatif mengenai 2 daerah itu adalah bahan yang harus dilambungkan. Tujuannya untuk mencitrakan adanya keburukan dari provinsi yang memegang ajaran agama sangat kuat.
Aceh dan Sumbar adalah 2 provinsi yang memegang falsafah Islam dalam keseharian warganya. Mendowngrade Aceh dan Sumbar atas berita yang ada, akan mereka bawa ke ajaran Islam yang menjadi latar belakang Provinsi tersebut.
Ketika DS mentuitkan narasinya tentang kemiskinan Aceh, apa sambutan pengikutnya pada kolom komentar? Bahasa merendahkan Islam akan keluar. Kebikajan syariah Aceh akan dijadikan bulan-bulaan dan diukur dengan kemiskinan yang ditorehkan.
Penggiringan opininya kesana, dan ini sangat bahaya karena ada indikasi dia ingin kita membalasnya.
Kenapa saya bilang bahaya dan ada indikasi membalasnya?
Dari rilis provinsi yang jumlah orang miskinnya paling banyak, ada 10 yang dijadikan catatan khusus. Dari 10 provinsi tersebut, urutan 3 besar adalah provinsi dimana agama kristen sebagai agama mayoritas warganya.
Sedangkan Aceh, berada di posisi 6 besar. Sedikit janggal ketika hanya Aceh yang dijadikan perhatian oleh DS dan pengikutnya. Jika indikatornya adalah paling banyak orang miskin, maka Papua adalah pemuncaknya menurut data yang dirilis.
Mengapa DS memilih membahas Aceh? Dan mengapa saat DS mulai melambungkannya, puluhan karangan bunga berdatangan ke kantor pemprov Aceh dengan tema terima kasih atas fakta aceh masuk nominasi 10 besar provinsi dengan orang miskin terbanyak.
Penggiringan yang DS lakukan ada muatan khusus untuk menghakimi apa yang Aceh yakini. Memang DS gak menyebutkan kata-kata tendensius pada twitnya, namun komen-komen yang muncul dari pengikutnya adalah fakta bahwa kemiskinan tersebut disandingkan dengan syariat Islam yang menjadi pegangan masyarakat Aceh.
Disini bahaya provokasi yang terjadi dalam koment di twit DS. Ada indikasi menciptakan ruang pertarungan, dengan ikut membalas apa yang DS lakukan untuk daerah lain.
Saat kita ikuti rasa sakit hati atas twit DS, apakah kita akan buat narasi pada kemiskinan rakyat Papua meniru yang DS lakukan?
"Haleluya, akhirnya Papua tetap duduki peringkat pertama sebagai Provinsi termiskin. Puji Tuhan atas prestasi ini.." Begitu?
Lalu kita kontak pembuat karangan bunga di Papua melalui telp, meminta dibuatkan karangan bunga dengan ucapan selamat, Tuhan Memberkati pencapaian Papua. Transfer uang, dan karangan bunga bertebaran di depan kantor Gubernur Papua. Dan pengirimnya, dianggap warga Papua itu sendiri. Padahal, pengirimnya adalah warga luar Papua yang sengaja meng'olok-olok pencapaian tersebut.
Jika itu kita lakukan, apa yang akan terjadi? Bisa-bisa kita perang saudara dan akan timbul gesekan yang lebih dalam.
Kemiskinan itu aib, aib suatu daerah dan aib pemerintah. Membesarkan kemiskinan Aceh pada peringkat 6, namun mengabaikan kemiskinan di Papua yang berada diperingkat pertama. Adalah cara-cara buzzer laknat yang sengaja ingin adu domba.
Jika mereka benar-benar berkualitas dan mengakui diri sebagai influencer yang membantu pemerintah, angka kemiskinan yang meningkat ini seharusnya bisa dijelaskan sebagai dampak pandemi. 1 tahun pandemi membuat kemiskinan bertambah, karena adanya migrasi dari tidak miskin ke miskin. Banyak faktor yang sebabkan terjadinya migrasi tersebut.
Aib daerah adalah aib pemerintah pusat. Bertambahnya jumlah rakyat miskin, membuktikan hasil kerja pemerintah pusat belum dirasakan oleh daerah. Dan muaranya tetap ke pemerintah pusat. Jika DS menganggap dirinya adalah influencer yang berkualitas, seharusnya data kemiskinan ini membuatnya terpekur karena junjungan yang ia sanjung belum mampu mensejahterakan rakyatnya.
Tapi apa yang dia lakukan? Malah membuat olok-olok menimbulkan kebencian bari berbau SARA.
DS adalah provokator sejati, kali ini dia sudah kelewatan. Dia bisa berkilah bahwa tidak ada kalimat tendensius pada capton twitnya. Namun komentar yang muncul membuktikan tujuannya tercapai ketika syariat islam yang dijadikan olok-olok jemaahnya.
Dan saya masih heran dengan berbagai aksinya, sampai saat ini dia masih baik-baik saja.
(By Setiawan Budi)
BUZZER LAKNAT MEMANCING ADU DOMBA .... Twitter lagi heboh ya.. Lagi2 twitan DS dijadikan bahan keributan. Menyoroti...
Dikirim oleh Setiawan Budi pada Rabu, 17 Februari 2021