[PORTAL-ISLAM.ID] Diakui banyak orang yang kecewa dengan peraturan baru WhatsApp yang tidak menyenangkan. Baru-baru ini aplikasi BiP ramai dibicarakan. Aplikasi buatan Turki itu dianggap lebih baik dari WhatsApp.
Bahkan, aplikasi komunikasi dan perpesanan BiP melompat ke bagian atas daftar pengguna di Bangladesh setelah kekhawatiran tentang perlindungan privasi di WhatsApp.
Dilansir Homesbo, Selasa (19/1/2021), BiP saat ini memegang posisi teratas di Bangladesh di antara aplikasi perpesanan teratas untuk Android, menurut salah satu pengoptimalan toko aplikasi dan platform intelijen aplikasi seluler terkemuka di dunia, MobileAction.
WhatsApp merosot ke urutan kedua di Bangladesh, sementara urutan selanjutnya diikuti imo, Facebook Messenger dan Telegram Messenger.
Pengguna smartphone di negara bagian delta Asia Selatan mengunduh BiP dalam jumlah besar dan membicarakannya di media sosial.
Anak-anak muda mengklaim bahwa BiP adalah aplikasi fantastis yang diluncurkan oleh Turki di bawah kepemimpinan Presiden Recep Tayyip Erdogan.
Jurnalis yang berbasis di Dhaka, Aoulad Hossain, memuji aplikasi tersebut dan mengatakan kepada Anadolu Agency, “Saya pikir menggunakan aplikasi BiP lebih aman daripada WhatsApp karena otoritas aplikasi telah memastikan bahwa mereka akan menyimpan semua informasi pengguna yang diamankan.”
Dia mengatakan perubahan pada kebijakan privasi WhatsApp mendorongnya untuk beralih. “Karena WhatsApp telah mengubah kebijakannya untuk membagikan sebagian informasi pengguna dengan Facebook, saya khawatir dengan privasi saya dan memutuskan untuk beralih ke BiP,” katanya.
Lonjakan unduhan aplikasi Turki telah mendapatkan momentum di seluruh dunia setelah WhatsApp, yang memiliki lebih dari 2 miliar pengguna, baru-baru ini memperkenalkan perubahan kontroversial pada kebijakan privasinya yang memungkinkannya berbagi lebih banyak data dengan perusahaan induk Facebook.
Operator GSM (Sistem Global untuk Komunikasi Seluler) di Turki – Turkcell, Turk Telekom dan Vodafone – bergandengan tangan untuk aplikasi perpesanan lokal BiP dan sejak itu mengalami respons global yang masif.
Tanggapan terhadap BiP di Bangladesh tampaknya termasuk yang teratas di dunia, terutama sejak anak-anak muda di negara mayoritas Muslim itu mulai mengunduh aplikasi BiP dan menyebutnya “aplikasi mereka”.
“Saya suka Turki. Saya suka serial besar Turki Dirilis Ertugrul, Kurulus Osman dan Uyanis: Buyuk Selcuklu,” kata Oliur Rahman, seorang siswa menengah di ibu kota Dhaka kepada Anadolu Agency.
“Saya suka pemimpin Turki yang pemberani, Erdogan. Jadi, saya telah mengunduh aplikasi Turki sebagai aplikasi saya dan saya akan menggunakannya secara acak mulai sekarang.”
Memuji inisiatif Turki, seorang karyawan IT di sebuah perusahaan swasta di Dhaka mengatakan BiP perlu menambahkan lebih banyak fitur seperti status dan pilihan tema.
“Anda harus tahu mengapa orang menggunakan WhatsApp dan harus memperkenalkan semua fitur itu dan menambahkan beberapa fitur lagi untuk menarik pengguna,” kata Rakibul Islam.
Saat ini, hampir 110 juta orang di Bangladesh menggunakan ponsel dan seperempatnya menggunakan ponsel pintar dan menikmati internet bersama dengan aplikasi perpesanan yang berbeda, menurut data dari Komisi Pengaturan Telekomunikasi Bangladesh dan laporan media.
“Jika tren mengunduh BiP saat ini terus berlanjut di Bangladesh, dalam beberapa minggu, pengguna aplikasi akan mencapai jutaan,” kata Rakibul Islam.
Sambutan Luas Publik di Indonesia
Publik di Indonesia dengan beragam profesi mulai beralih ke aplikasi komunikasi dan pesan Turki BiP di tengah kekhawatiran aturan baru Whatsapp yang dinilai melanggar privasi pengguna.
Heriyanto, tenaga pengajar di Jawa Tengah, adalah satu orang yang mulai menggunakan BiP karena aplikasi ini memiliki video call setara HD yang lebih unggul dari Whatsapp.
Selain, kata Heriyato, BiP memiliki kapasitas grup dengan kapasitas 1000 orang dan fasilitas channel dengan layanan subscribe.
“Ini cocok untuk mereka yang memiliki bisnis,” kata dia kepada Anadolu Agency pada Senin (18/1/2021) melalui aplikasi BiP.
Heriyanto mengatakan ada kebanggaan tersendiri menggunakan BiP karena aplikasi ini dibuat oleh Turki sebagai negara Muslim dengan terobosan teknologi yang dapat bersaing dengan negara barat.
Heriyanto mengatakan Erdogan adalah pemimpin yang patut dibanggakan karena seruannya agar negara Muslim memiliki kemandirian teknologi.
“Saya rekomendasikan ke teman-teman agar beralih ke BiP,” ucap Heriyanto.
Sementara, Muhammad Nashir, jurnalis asal Surabaya, Jawa Timur, mengatakan aplikasi BiP menarik karena memiliki fitur yang banyak seperti mode gelap juga dan mengajak user untuk saling berbincang dengan memberikan notifikasi chat random kepada para pengguna baru.
Ahmad Faishal Fahmi, seorang dokter spesialis anestesi di Jambi, yang mulai memakai BiP mengatakan aplikasi ini memiliki kualitas video yang lebih bagus dan jenis font yang lebih enak dibaca dari Whatsapp.
Namun dia mencatat sejumlah nomor operator tertentu masih sulit melakukan verifikasi SMS untuk meregistrasi akun.
“Format font seperti tebal, miring, dan lainnya, belum ada di BIP ini. Belum ada juga fitur tayang video YouTube secara langsung,” ucap alumni Fakultas Kedokteran UI ini kepada Anadolu Agency melalui aplikasi BiP
Namun Faishal mengatakan jika BiP bisa melakukan akselerasi cepat dalam teknologinya, bukan mustahil aplikasi ini bisa mengakomodasi platform uang digital yang diterima oleh seluruh dunia, setidaknya untuk komunitas dunia Islam.
Faishal, yang menjadi admin grup masyarakat Muslim lintas profesi, juga melihat banyaknya warga Indonesia menggunakan BiP juga bagian dari protes kepada Facebook yang membatasi kebebasan berpendapat umat Islam dan penolakan atas kebijakan Facebook yang mengabaikan hak privasi.
“Selain itu, hal ini juga dilatarbelakangi menguatnya sentimen terhadap produk negeri Muslim dan apresiasi terhadap kemajuan Turki,” kata dia.
Lebih aman dan nyaman
Ahmad Ufuwan, praktisi IT di Jakarta, menyampaikan fenomena banyaknya masyarakat Indonesia beralih ke BiP karena aplikasi ini lebih dapat menjamin keamanan daripada Whatsapp dan lebih nyaman digunakan.
“Saya pribadi merasa nyaman menggunakan BiP dan isu keamanan data menjadi komitmen BiP,” ucap Ufuwan kepada Anadolu Agency lewat BiP.
Selain itu, dia menilai aplikasi BiP mudah digunakan orang awam sehingga mereka mudah beradaptasi dengan fitur-fitur yang ada.
“BiP layak sekali menjadi aplikasi pengganti Whatsapp di Indonesia yang scara demografis mayoritas penduduknya memiliki kesamaan rasa dan sejarah dengan Turki,” terang Ufuwan.
Saat ini BiP mencatat jumlah total pengguna sebanyak 50 juta orang dan tersebar di 192 negara.
Dengan adanya gelombang migrasi besar-besaran, BiP mencatat per Jumat, aplikasi ini telah mengantongi sekitar 6,4 juta pengguna baru.
Sebelumnya, WhatsApp mendesak banyak pengguna untuk menyetujui aturan privasi baru untuk berbagi data pribadi dengan perusahaan-perusahaan milik Facebook.
“Sebagai bagian dari keluarga Facebook, WhatsApp akan menerima dan membagi informasi dari dan kepada Facebook,” tulis WhatsApp dalam aturan barunya terkait kebijakan privasi pelanggan.
Belakangan, setelah banyak yang berpindah ke aplikasi lain, pihak WhatsApp meralat dan menyatakan akan menangguhkan aturan baru hingga waktu tertentu.
Bahkan sangking paniknya ditinggal pengguna, WhatsApp baru-baru ini beriklan di media cetak mengajak pengguna jangan pergi.
(Sumber: Anadolu Agency, Dll)