Para koruptor, orang-orang serakah yang merusak hutan dan mengeksplorasi habis-habisan kekayaan alam tanpa peduli lingkungan serta orang-orang yang membeking mereka sejatinya adalah biang kerusakan bangsa ini!
Saya kutip dari Editorial Koran Tempo:
Sudah saatnya pemerintah tidak lagi menjadikan tingginya curah hujan sebagai alasan tunggal banjir besar yang melanda sepuluh kabupaten/kota di Kalimantan Selatan sejak Rabu hingga Ahad pekan lalu. Semata-mata menyalahkan fenomena alam tanpa melihat kerusakan lingkungan hanya ibarat menepuk air di dulang, tepercik muka sendiri.
Tingginya kerusakan alam di daerah itu menjadi faktor utama yang membuat Sungai Barito menumpahkan bah terbesar ke daratan 50 tahun terakhir. Aktivitas pertambangan dan perkebunan telah mengubah bentang alam, tempat yang seharusnya menyerap dan menyimpan air hujan. Hilangnya hutan membuat air dengan bebas bergerak di permukaan, menerjang dan menyeret apapun di jalurnya.
Kajian Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) yang menggunakan data citra satelit Landsat, menunjukkan selama 2010-2020 terjadi penurunan luas area hutan primer di daerah aliran Sungai Barito sebesar 13 ribu hektare. (Lihat selengkapnya di Koran Tempo).
Benarlah Firman Allah Ta’ala di Surat Ar Ruum ayat 41:
ظَهَرَ الْفَسَا دُ فِى الْبَرِّ وَا لْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ اَيْدِى النَّا سِ لِيُذِيْقَهُمْ بَعْضَ الَّذِيْ عَمِلُوْا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُوْنَ
"Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan apa yang mereka perbuat, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)."
(Ustadz Hilmi Firdausi)