Reformasi Polisi
Kalau mereka mau dengerin, terus mau dilaksanakan, mudah saja mereformasi polisi itu.
1. Sudah saatnya tinggalkan razia2 di jalanan. Buat apa? Itu tidak efektif. Ganti total dgn e-tilang. Pasang CCTV di setiap jengkal jalan raya. Butuh investasi memang, tapi percayalah, itu worth it sekali. Kita bisa mengubah tabiat pengguna kendaraan bermotor, saat setiap jengkal jalan diamati. Besok2, kirim jutaan surat tilang ke mereka. Tidak bayar e-tilang. STNK mereka bekukan. Sekali pengendara tahu setiap jalan diawasi, waah, mereka akan kapok. Berubah. Bukan kayak selama ini, razia, mereka melipir.
2. Mulailah pakai e-lapor. Apapun laporan di polres, polsek, polda, bahkan pos polisi di jalan, masuk sistem. Di situ bisa dilihat, sudah berapa lama itu kasus diproses. Ngirim barang saja bisa dilacak sdh sampai mana, masa' laporan penegakan hukum ribet. Maka, laporan rakyat yg kehilangan sapi, motor, HP, dompet, juga laporan ttg kejahatan, dll, semua bisa dilihat rakyat Indonesia. Ada target penyelesaian, siapa yang menangani, dll, lengkap. Jika tidak selesai, kelihatan semua. Kapolri bisa lihat. Aparat polisi yg tdk becus, terima nasib naik pangkat lama. Aparat polisi yang berprestasi, kasih reward, naik pangkat cepat, dll.
3. Sudah saatnya polisi itu terbuka lebar soal REKENING GENDUT. Mulai dari jenderal sampai bawah, minta mereka mengisi daftar rekening, harta benda, kekayaan. Termasuk rekening anak, istri. Lebay? Tidak. Itu mendesak sekali. WAJIB isi, lapor semua. Bagaimana polisi itu akan jadi penegak hukum yang jujur dan adil kalau rekening keluarganya saja nggak bisa dijelaskan asal uangnya? Pangkat masih rendah-menengah eh punya harta belasan milyar. Lah, kalau kamu memang jago bisnis, yg hasilnya 100x dari gaji polisi, ngapain kamu tetap jadi polisi? Mending fokus ngurus bisnis. Kecuali bisnismu ini memang tergantung dgn seragam kamu. Aparat yang menolak lapor, berhentikan. Aparat yang bohong, menutup2i data, periksa segera. Ajak kerjasama dgn PPATK, KPK, dll. Menelusuri teroris saja mudah, apalagi rekening aparat dan keluarganya yg mencurigakan.
4. Juga pasang semua CCTV di kantor polisi. Biar apapun yang terjadi di sana, ada rekamannya. Karena duuh, cincai2 urusan itu malah terjadi di kantor polisi.
5. SIM/STNK itu serahkan ke lembaga pemerintah lain atau perusahaan independen saja bikinnya. Ngapain sih polisi yg ngeluarin SIM? Kalian pernah ke LN? Pernah ngurus VISA? Bahkan VISA saja sudah pakai perusahaan swasta. Dengan pihak ketiga, proses bikin SIM itu bisa lebih profesional. Dan juga tidak jadi ladang korupsi besar2an. Di LN juga, SIM itu tidak dikeluarkan polisi, tapi DMV, dll. Bisa pemda/pemkot. Polisi bertugas menentukan standar lolos SIM, menegakkan peraturan di jalanan, dll. Bukan tukang bikin SIM. Polisi itu juga bukan lembaga yg mencari revenue (pajak). Itu tugas lembaga lain. Tugas polisi sudah jelas sekali, tdk usah ngurus2 uang.
Nah, lakukan 5 hal ini, Kepolisian Indonesia itu bisa berubah sekali. Terutama poin 3 diberesin. Rekening gendut. Wah, sekali kita bisa menyingkirkan polisi2 yg punya harta benda melimpah tapi mbuh darimana asalnya, maka kepolisian itu bisa reformasi total.
Kalian mau tidak polisi ini berubah, diperbaiki? TERMASUK KALIAN PAK POLISI, BU POLISI, kalian mau tidak berubah? Ayolah, jangan tutup mata dengan 'rekening gendut', diantara kalian sendiri, bukankah juga tahu soal itu? Maka, mau berubah tidak? Mau jadi polisi yang dicintai rakyat, dan kalian mencintai rakyat?
Sungguh, tidak ada yang menjamin perubahan itu mudah. Tapi kalau kamu memang niat2 mau benar2 berubah, banyak yang akan membantumu. Kalian adalah penegak hukum, pengabdian kalian ke kebenaran dan keadilan. Bukan ke atasan, apalagi ke rekening tabungan.
(By Tere Liye, penulis novel 'Negeri Para Bedebah')
*Sumber: fb
*Reformasi Polisi Kalau mereka mau dengerin, terus mau dilaksanakan, mudah saja mereformasi polisi itu. 1. Sudah...
Dikirim oleh Tere Liye pada Selasa, 19 Januari 2021