Mengapa Memilih Telegram Dibandingkan Signal?
Secara teknis, chatting keduanya menggunakan enkripsi end2end. Enkripsinya di handset. Begitu pula yang digunakan Whatsapp.
Secara teori, amat sangat sulit menyadap chatting mereka. Namun, data-data diluar chatting bisa sangat mudah dikumpulkan oleh povidernya. Itu yang sekarang akan dikumpulkan oleh Whatsapp, terhitung mulai 8 Februari 2021. Anda harus setuju, atau delete WA dan ganti aplikasi messenger lainnya.
Alternatif yang popular adalah Telegram dan Signal. Yang menjadi bahan pertimbangan adalah, yurisdiksi penyedia layanan tersebut.
Signal tunduk pada yurisdiksi USA, sedang Telegram tidak.
Artinya, setiap perusahaan apapun dalam yurisdiksi USA, harus tunduk pada US Surveillance Law, khususnya FISA 702, yang memberikan kewenangan penegak hukum USA (NSA misalnya) untuk mengakses platform provider-provider tersebut. Tanpa terkecuali.
Dan tidak tertutup kemungkinan ada kerjasama G2G intelijen antar USA dan negara lain yang memerlukan, untuk memanfaatkan aturan tersebut.
Dengan kata lain, Signal aman/secure secara teknis, namun tidak secara regulasi.
Artinya, walaupun otoritas tidak bisa membaca isi chatting di platform, namun dapat mengetahui nomer HP pengguna, lokasi, dan data-data pribadi penting lainnya, sepanjang diberikan kewenangan untuk mengakses server provider.
Apalah artinya gembok yang kuat, jika anak kuncinya kita serahkan pihak lain yang ingin masuk.
Sedang Telegram, terdaftar secara legal di UK. UK adalah negara yang menerapkan GDPR (Perlindungan Data Pribadi eropa). GDPR adalah aturan terkait Data Privacy eropa yang sangat ketat, sudah banyak tech giant, yang diberi sanksi karena melanggar aturan ini. Untuk urusan PDP (Perlindungan Data Pribadi) Uni Eropa jauh meninggalkan USA yang sangat rendah PDPnya. Jangan bandingkan dengan Indonesia, yang per saat menulis ini, belum juga disahkan DPR.
Walaupun secara legal terdaftar di UK, namun operationnya ada di Dubai, dan menggunakan server Cloud. Artinya, akan tetap mudah bagi Telegram untuk tetap eksis, walaupun pemerintah UK maupun UAE memberangus Telegram. Sangat mudah bagi pemilik Telegram merubah menjadi Telegram Perjuangan 😁
Pavel Durov pemilik Telegram, banyak dipuji dengan sebutan Privacy Hero, karena terus berupaya agar Telegram tidak saja secure, tapi juga melindungi privacy usernya. Dengan kata lain Telegram dimiliki oleh aktivis hak privasi, bukan pebisnis yang tujuan utamanya mencari keuntungan semata.
Dan dia tidak diketahui keberadaannya, sama dengan lokasi server-server Telegram, yang tidak diketahui keberadaannya.
Selamat Migrasi
PDP Watch Indonesia
__
*Ref:
- https://www.eff.org/702-spying
- https://www.eff.org/deeplinks/2020/07/eu-court-again-rules-nsa-spying-makes-us-companies-inadequate-privacy
- https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20210109094219-185-591458/ceo-telegram-buka-suara-soal-aturan-baru-whatsapp-facebook