[PORTAL-ISLAM.ID] Sepak terjang Komjen Listyo Sigit Prabowo yang ditunjuk oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai calon tunggal kapolri dibongkar oleh jawara Banten Yadi Sugiadi.
Yadi yang merupakan Ketua Umum Perguruan Pencak Silat Banten menjelaskan, mantan ajudan Presiden Jokowi yang dilantik menjadi Kapolda Banten pada 12 Oktober 2016 itu merupakan sosok pemimpin pemersatu.
Hal itu disampaikan Yadi Sugiadi dalam keterangan persnya yang diterima di Jakarta, Sabtu (16/1/2021). Dia juga membeberkan apa yang dilakukan Komjen Listyo Sigit ketika menjabat Kapolda Banten.
"Saya sangat bangga pada Pak Sigit. Beliau mau berteman dan sangat menghargai masyarakat. Kegiatan apa pun dan sekecil apa pun jika diundang masyarakat pasti beliau hadir," ungkap Yadi Sugiadi.
Percaya atau tidak, Yadi menyebut sosok polisi kelahiran Ambon, Maluku, 5 Mei 1969 itu merupakan tipe pejabat yang tidak membeda-bedakan perlakuan antara masyarakat dan pejabat.
Yadi pun teringat pada salah satu sepak terjang Listyo Sigit dalam mempersatukan para jawara dari berbagai perguruan pencak silat di Provinsi Banten.
Tindakan itu dilakukan saat Sigit sekitar satu tahun setelah menjabat Kapolda Banten (2016-2018).
Komjen Listyo Sigit masa itu mengumpulkan sekitar 3.000 lebih jawara dan pendekar se-Banten di alun-alun barat Kota Serang, 17 November 2017.
Para pendekar ketika itu menampilkan atraksi debus kolosal yang disebut Tapak Karuhun Banten.
Kegiatan ini memecahkan rekor Museum Rekor-Dunia Indonesia (MURI) ketika itu.
Menurut Yadi Sugiadi, Tapak Karuhun Banten itu merupakan ide Sigit sebagai Kapolda.
Yadi pun menyebut bahwa pada masa itu Sigit mengatakan ingin melestarikan budaya dan mengangkat sejarah Banten.
"Beliau waktu menjabat Kapolda Banten bertemu banyak ulama dan jawara. Beliau menanyakan mengenai budaya dan ingin merangkul seluruh elemen yang ada," ujar Yadi.
Namun, Yadi awalnya pesimistis dan meragukan kemampuan Listyo Sigit mempersatukan ratusan perguruan pencak silat.
Yadi beralasan, ratusan perguruan pencak silat di Banten memiliki latar belakang berbeda-beda.
Terlebih setiap perguruan memiliki ego dan merasa paling hebat dari yang lainnya.
"Namun dengan tekad beliau, ternyata bisa menyingkirkan masing-masing ego tanpa adanya konflik," kata Yadi.
Hal senada juga disampaikan Ketua DPW TTKKDH Cimande Kabupaten Serang TB Arif Hidayat.
TB Arif bercerita mengenai awal mula terselenggaranya Tapak Karuhun Banten.
Saat itu, TB Arif berbicara dengan Sigit mengenai situasi dan kondisi perguruan pencak silat yang ada di Banten.
Dia meminta Sigit untuk merangkul ulama dan jawara, agar situasi keamanan dan ketertiban masyarakat Banten dapat terkendali.
"Hanya butuh waktu tiga bulan menyatukan semua perguruan di Banten dan itu tidak mudah. Tetapi alhamdulillah akhirnya bisa terlaksana dan berhasil dapat rekor MURI," sebut TB Arif.
Dengan adanya Tapak Karuhun Banten, lanjut TB Arif, banyak perguruan silat yang dulunya sudah tidak aktif, bisa bangkit lagi hingga saat ini.
"Banyak perguruan kecil yang bangkit kembali usai perhelatan akbar Tapak Karuhun Banten," ucapnya.
Menurut TB Arif, Komjen Listyo Sigit yang ditunjuk Presiden Jokowi sebagai calon tunggal Kapolri merupakan sosok pendiam, namun sangat responsif dan komunikatif.
"Beliau itu pendiam tetapi pendengar. Setiap masukan dari siapa pun diperhatikan dan dicatat. Kalau masukan itu bagus atau baik pasti dijalankan," jelasnya.
Dia pun mendoakan yang terbaik untuk mantan kepala Divisi Profesi dan Pengamanan (Propam) Polri yang akan menjalani fit and proper test sebagai calon kapolri pekan depan.
Sebelumnya, Presiden Jokowi mengajukan nama Komjen Pol Listyo Sigit Prabowo sebagai calon tunggal kapolri ke DPR RI.
Surpres tersebut bernomor: R-02/Pres/01/2021 dan diserahkan oleh Menteri Sekretaris Negara Pratikno kepada Ketua DPR Puan Maharani di Kompleks Parlemen, Jakarta pada Rabu (13/1) lalu.
Bila penunjukan Sigit sebagai calon kapolri pilihan Presiden Jokowi disetujui dewan, dia akan menggantikan posisi Jenderal Idham Azis yang akan memasuki masa pensiun pada 1 Februari 2021 nanti.
(Sumber: JPNN)