[PORTAL-ISLAM.ID] Mantan Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Fahri Hamzah menyentil kicauan Menko Polhukam Mahfud MD terkait demokrasi yang katanya terlalu longgar.
"Inilah dilemma: Jika demokrasi terlalu longgar maka integrasi terganggu. Jika integrasi terlalu ditonjolkan maka demokrasi yg terpasung. Demokrasi dan integrasi sama pentingnya bagi kelangsungan negara. Tugas kita menjaga keseimbangan agar keduanya subur," kata Mahfud MD di akun twitternya, Jumat (8/1/2021).
Menanggapi cuitan Mahfud MD, Fahri Hamzah menyebut pemerintah gamang dan takut dengan kebebasan rakyat.
Menurut Fahri Hamzah, karena kegamangan dan ketakutan pemerintah tersebut, akhirnya hukum kemudian disalahgunakan untuk memilih kebebasan siapa yang harus dihukum.
Menurut Fahri Hamzah, demokrasi memiliki dua kaki. Keduanya adalah kebebasan dan hukum. Jika keduanya dijalankan, maka demokrasi akan membawa kemajuan.
"Demokrasi punya 2 kaki: kebebasan dan Hukum. Jalankan keduanya maka demokrasi meluncur ke depan membawa kemajuan," tulis Fahri Hamzah di akun Twitter pribadinya.
"Kesan saya, pemerintah gamang, lalu pemerintah takut dgn kebebasan rakyat dan akhirnya hukum disalahgunakan untuk memilih kebebasan siapa yg harus dihukum," lanjutnya.
Pernyataan Mahfud juga ditanggapi ramai netizen.
"Berhentilah jadi pejabat jika tidak siap di kritik dan tidak siap mengatakan yang benar itu benar dan yang salah itu salah. Jadi menko harusnya bisa memperbaiki keadaan," ujar @HukumDan.
Demokrasi punya 2 kaki: kebebasan dan Hukum. Jalankan keduanya maka demokrasi meluncur ke depan membawa kemajuan. Kesan saya, pemerintah gamang, lalu pemerintah takut dgn kebebasan rakyat dan akhirnya hukum disalahgunakan untuk memilih kebebasan siapa yg harus dihukum. https://t.co/VsbstaxMaa
— #GS2020KolaborasiYuk (@Fahrihamzah) January 8, 2021
Berhentilah jadi pejabat jika tidak siap di kritik dan tidak siap mengatakan yang benar itu benar dan yang salah itu salah. Jadi menko harusnya bisa memperbaiki keadaan
— HUKUM MILIK PENGUASA (@HukumDan) January 8, 2021