ANKARA - Perjanjian Perdagangan Bebas antara Turki dengan Inggris yang baru saja diteken akan menjadi perjanjian perdagangan terpenting kami setelah Perjanjian Bea Cukai, kata Presiden Turki Recep Tayyip Erdoğan setelah rapat kabinet di ibu kota Ankara pada hari Selasa (29/12/2020).
Pakta dengan Inggris, “salah satu mitra dagang paling penting Turki” – beberapa hari sebelum periode transisi Brexit berakhir – akan menjadi “kesepakatan perdagangan paling penting” Turki sejak Serikat Pabean 1995 dengan UE, kata Erdogan.
“Sebuah era baru dimulai pada 2021, di mana Turki dan Inggris akan menang,” tegas Erdogan.
“Sekali lagi, saya ingin menekankan bahwa Turki akan mencapai tujuannya berkat sistem ekonominya yang dibangun oleh produksi, lapangan kerja, dan ekspor,” tambahnya.
Presiden Erdogan menekankan bahwa pada 25 Desember 2020, ekspor tahunan Turki mencapai 166 miliar USD, melampaui target negara untuk tahun 2020.
“Kami menutup defisit transaksi berjalan dengan investasi bernilai tambah tinggi dan mengurangi kebutuhan kami untuk pembiayaan eksternal,” kata Erdogan.
Sementara itu, Menteri Perdagangan Turki Ruhsar Pekcan dalam sambutannya di upacara penandatanganan pakta perjanjian secara virtual di ibu kota Turki, Ankara, mengatakan bahwa ini adalah hari bersejarah bagi hubungan Turki-Inggris.
Kesepakatan penting itu akan memastikan perdagangan yang lebih kuat antara Turki dan Inggris di masa mendatang, tutur Pekcan.
“Kami mengambil langkah pertama untuk lebih memperdalam hubungan kami, sambil mempertahankan keuntungan 25 tahun dari Serikat Bea Cukai,” kata Pekcan, mengacu pada Serikat Bea Cukai Turki tahun 1995 dengan Uni Eropa (UE), di mana Inggris akan keluar minggu ini.
“Dengan kesepakatan baru, Turki dan Inggris senang memenuhi harapan para pebisnis dan menepati janji kami,” tambah dia.
Tanpa kesepakatan tersebut, sekitar 75 persen ekspor Turki ke Inggris akan dikenakan tarif, menyebabkan kerugian sekitar USD 2,4 miliar, tetapi kesepakatan itu menghilangkan risiko ini, kata Pekcan.
“Kami mencapai kesepakatan bebas tarif, sesuai rencana, yang mencakup semua barang industri dan pertanian,” ujar dia.
Ia menyatakan bahwa volume perdagangan antara kedua negara mencapai USD 15,1 miliar pada Januari-November.
Ekspor Turki ke Inggris – pasar ekspor terbesar kedua – mencapai USD 11,3 miliar, sementara impor mencapai USD 5,6 miliar pada 2019, jelas menteri tersebut. Investasi Inggris di Turki sekitar USD 11,6 miliar, tambahnya.
“Saya berharap kesepakatan itu akan tercermin secara positif dalam investasi bilateral,” sebut Pekcan.
Pekcan juga mengatakan Turki sangat ingin memperluas kesepakatan di berbagai bidang seperti investasi dan layanan.
“Kami juga akan membahas bagaimana kami dapat meningkatkan kondisi untuk memasuki pasar pertanian,” tambah dia.
Seorang pejabat tinggi Turki lainnya menyebut bahwa perjanjian perdagangan bebas yang ditandatangani oleh Turki dan Inggris pada Selasa (29/12/2020) akan membantu pencapaian target perdagangan bilateral kedua negara sebesar USD20 miliar.
“Setelah mencapai kesepakatan Brexit, Inggris menandatangani perjanjian perdagangan bebas dengan Turki, setelah satu perjanjian dengan Uni Eropa (UE), sebuah isyarat yang menunjukkan kekuatan hubungan perdagangan mereka,” ungkap Osman Okyay, kepala Dewan Bisnis Turki-Inggris kepada Anadolu Agency.
Jika perjanjian tersebut ditunda, volume perdagangan Turki dengan Inggris bisa hancur, tambah dia.
Okyay mengatakan Turki tidak bisa menjadi bagian dari perjanjian perdagangan bebas antara UE dan Inggris yang mengharuskan pembaruan aturan kepabeanan bersama.
Hubungan perdagangan yang lebih ambisius
Sementara itu, Menteri Perdagangan Inggris Liz Truss mengatakan kesepakatan tersebut meletakkan dasar untuk hubungan perdagangan Inggris-Turki yang lebih ambisius di masa mendatang.
“Perjanjian tersebut merupakan bagian dari rencana kami untuk menempatkan Inggris di pusat jaringan perjanjian modern dengan ekonomi dinamis,” kata Truss, menambahkan bahwa ada potensi perdagangan yang lebih besar di bidang keuangan dan bioteknologi.
“Dalam hal ini, saya yakin sebagai dua negara perdagangan dari produk kendaraan hingga sektor lain, kita bisa mendapatkan momentum besar di bidang perdagangan jasa dan teknologi dengan lebih cepat,” imbuh dia.
Truss juga mengatakan rakyat Inggris akan dapat membeli produk berkualitas tinggi, termasuk barang elektronik rumahan, yang diproduksi di Turki.
“Selain itu, ini juga akan memberikan kontribusi yang besar kepada konsumen untuk membeli produk yang layak dengan harga yang layak dalam produk pertanian,” sebut dia.
Truss juga mengatakan bahwa dalam dua tahun terakhir, hitungan mundur menuju Brexit, Inggris mencapai kesepakatan dengan 62 negara – dan Uni Eropa – untuk menyelamatkan perdagangan Inggris sebesar GBP885 miliar (USD1,20 triliun).
“Kami tidak hanya mempercepat perdagangan, tetapi juga menargetkan untuk tumbuh. Hari ini kami membuka halaman baru dalam kerja sama antara Turki dan Inggris,” ujar dia.
Dalam sebuah pernyataan setelah acara penandatanganan, pemerintah Inggris mengatakan kesepakatan itu mencakup perdagangan senilai lebih dari GBP18 miliar (USD24,3 miliar).
“Kedua negara juga telah berkomitmen untuk bekerja mencapai perjanjian perdagangan bebas yang lebih ambisius di masa depan, yang akan lebih jauh dari kesepakatan saat ini,” kata pernyataan dari otoritas Inggris.
Rantai pasokan penting Inggris-Turki juga akan dilindungi untuk produsen otomotif, seperti Ford, yang mempekerjakan 7.500 orang di Inggris.
Turki dan Inggris pada Selasa telah menandatangani perjanjian perdagangan bebas bersejarah – yang akan berlaku mulai 1 Januari.
Tanpa kesepakatan tersebut, sekitar 75 persen ekspor Turki ke Inggris akan dikenakan tarif dan menyebabkan kerugian sekitar USD2,4 miliar. Tapi kesepakatan itu akan menghilangkan risiko kerugian tersebut.
(Sumber: TRT, Anadolu Agency, Turkinesia)