[PORTAL-ISLAM.ID] Tiga hari sebelum kepulangan Habib Rizieq Syihab (HRS) sudah disusun operasi intelejen untuk meng-covid-kan yang bersangkutan. Hal ini dilakukan karena penguasa tidak bisa menjerat HRS dengan kasus-kasus hukum yang dituduhkan sebelumnya.
“Saya mendengar ada operasi intelejen ini. Kedatangan HRS yang disambut ratusan ribu bahkan jutaan ummat di Bandara, jadi pintu masuk. Ditambah kegiatan beruntun di Petamburan, Tebet, dan Megamendung, rezim merasa semakin punya dalih meng-covid-kan Habib,” ujar Presidium Aliansi Selamatkan Merah Putih (ASMaPi) Edy Mulyadi, dalam tayangan chanel Youtube baru-baru ini (video dibawah).
Menurut Edy yang juga wartawan senior ini, untuk melancarkan operasi intelejen tersebut, mereka tidak segan-segan mengorbankan Kapolda Metro Jaya, Kapolda Jabar, Kapolres Jakpus, Kapolres Bogor serta pihak-pihak lain yang dianggap perlu.
Operasi ini berusaha membangun opini, seolah-olah Petamburan dan Megamendung menjadi klaster Covid. Untuk itu, mereka melakukan penyemprotan disinfektan secara heboh demonstratif. Mereka juga melakukan rapid test massal terhadap ratusan warga Petamburan.
“Penguasa berharap tes massal ini akan menemukan banyak orang terpapar covid di Petamburan. Tapi Allah gagalkan rencana busuk dan jahat mereka. Hasil tes, hanya 5 orang yang positif Covid-19. Itu pun kelimanya tidak hadir pada acara di Petamburan. Mereka terpapar Covid sepulang liburan,” papar Edy.[suaranasional]