Tere Liye: Keputusan Muhammadiyah Oke, Kamu Yang Nyinyir Sudah Berbuat Apa Untuk Negeri Ini?

BEBAS SAJA

Pernyataan Muhammadiyah yang mau narik dana mereka dari Bank Syariah Indonesia BUMN sebenarnya biasa saja.

Apa hebohnya?

Kemarin, saya bahkan memindahkan setiap sen uang saya di salah-satu bank BUMN ke bank lain. Beres. Saya pindahkan tanpa ampun. Apa penyebabnya? Simpel. Saya itu sebenarnya hanya mau melakukan transaksi biasa di teller, transaksi yg tdk bisa dilakukan secara online. Tapi astaga naga, dari 6 loket teller di sana, hanya 1 yang melayani. 5 lain nggak jelas. Orangnya ada, tapi dia naruh tulisan 'next counter please'. Gilak, saya harus nunggu 20 menit utk transaksi itu. Di bank lain, bahkan baru masuk pintu saja sudah disapa dgn ramah, antrian pendek, teller cekatan. Dan kekesalan saya jadi sempurna, saat nasabah yg lagi dilayani teller tsb, melepas maskernya dgn santai, tanpa ada satupun petugas bank yang menegur. 

Tidak ada kewajiban sama sekali naruh duit di bank BUMN. Saya cek di UU 1945, tidak ada. Saya cek di peraturan negara lain, juga tidak ada. Lantas apa dosanya Muhammadiyah memindahkan uangnya dari sana? Yang ada itu: wajib bayar pajak. Muhammadiyah tertib bayar pajak. Selesai kewajibannya. Soal dia mau naruh duitnya yang trilyunan itu dimana, terserah mereka. Loh kok bisa, netizen yang nyinyirin soal ini, padahal netizen ini lapor SPT 2019 saja tidak, sok gaya bilang Muhammadiyah tidak patriot, dsbgnya.

Muhammadiyah punya alasannya kenapa dia narik dana. Terserah mereka. Saya membaca penjelasan tertulis mereka. Beberapa poin, alasannya sangat bagus. Tapi bahkan kalaupun alasannya karena tidak suka dengan direksi, komisarisnya, itu cukup. Saya saja, gara2 kesal lihat pelayanan teller cukup sudah utk memindahkan uang. Di bank lain, ketahuilah, bahkan hanya nabung 100.000 saja dilayani kayak raja. Padahal sy cuma pakai sendal jepit, sarungan. Itu satpam nyapa ramah kali, kayak mau nabung 100 milyar. Belum lagi internet banking, mobile bankingnya bagus sekali. Mudah. Lancar. 

Jadi, keputusan Muhammadiyah oke. Bahkan saya berdoa, semoga mereka malah mau membuka bank syariah sendiri. Muhammadiyah itu punya TPA/TK saja 20.000 lebih. Crazy, kamu bayangkan, ada 20.000 TPA/TK berjejer, itu buanyak sekali. Belum lagi SD, SMP, SMA, Universitas, RS, dll, dsbgnya. Uang organisasi mereka besar sekali. Nah, kok bisa netizen nyinyirin organisasi sebesar itu, yang sumbangsihnya ke negeri ini juga luar biasa. Lah, netizen yang nyinyirin, kamu sudah ngasih apa ke negeri ini? WHAT? Kamu bahkan tidak tahu apa itu SPT? Ente benar2 bahlul.

Jika Muhammadiyah jadi bikin bank syariah. Saya akan memindahkan sebagian dana saya dari bank syariah ke sini. Saya ingin sekali melihat bank2 syariah yang dimiliki organisasi islam. Bukan dimiliki oleh konglomerat, taipan, dll, dsbgnya. Semoga mereka bisa membentuk bank syariah yang profesional, aman, amanah, bagi hasilnya oke punya, dan lebih penting lagi, bisa menyediakan pinjaman dgn basis syariah ke UMKM, rakyat kecil di seluruh Indonesia. 

(By Tere Liye)

*Sumber: fb 

*Bebas saja Pernyataan Muhammadiyah yang mau narik dana mereka dari Bank Syariah Indonesia BUMN sebenarnya biasa...

Dikirim oleh Tere Liye pada Jumat, 18 Desember 2020
Baca juga :