[PORTAL-ISLAM.ID] Habib Rizieq Syihab mengulas konsep revolusi akhlak dengan menautkan pada kelima sila Pancasila. Dalam menguraikan gagasan revolusi akhlak, Habib Rizieq mengawalinya dengan tiga sendi persaudaraan yakni persaudaraan kemanusiaan atau ukhuwah basyariyah, persaudaraan kebangsaan atau ukhuwah wathoniyah serta persaudaraan keagamaan atau ukhuwah islamyah. Penjelasan soal revolusi akhlak itu diharapkan intelijen sadar siapa sebenarnya Habib Rizieq.
Gagasan revolusi akhlak Habib Rizieq itu dipuji oleh pengamat politik Rocky Gerung. Menurutnya pidato Imam Besar Front Pembela Islam dalam dialog itu menunjukkan Habib Rizieq bukan seorang yang eksklusif tapi orang yang terbuka.
Malahan Rocky mengatakan, pidato dan gagasan revolusi akhlak itu itu bisa menunjukkan siapa sebenarnya Habib Rizieq.
Intelijen dan Habib Rizieq
Menurut Rocky Gerung, pidato Habib Rizieq dalam reuni 212 daring itu menunjukkan tokoh sentral FPI itu paham dengan situasi kebangsaan dan Indonesia ini milik semua golongan.
Inisiator Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia itu menunjukkan pidato Habib Rizieq membungkam mereka yang menstigmakan tokoh FPI itu sebagai sosok radikal fundamental.
“Dia uraikan satu hal mungkin orang menjadi perlu pelajari, Habib Rizieq tidak memosisikan diri secara eksklusif. Dia menyebut berbagai elemen dalam perjuangan mendirikan Indonesia, bukan hanya Islam, ada agama lain, etnis lain, tadi itu kuliah universitas kebangsaan. Dia mengatakan ini tak boleh pecah karena beda agama, etnisitas atau hal semacam itu,” ujar Rocky Gerung dalam perbincangan dengan Hersubeno Arief di kanal Youtube Rocky Gerung Official dikutip Kamis 3 Desember 2020.
Tokoh KAMI itu berharap ulasan Habib Rizieq soal konsep revolusi akhlak yang berkaitan dengan kelima sila Pancasila itu bisa menjadi bahan bagi intelijen untuk melihat lebih jujur siapa tokoh FPI itu.
“Habib Rizieq menerangkan fungsi Pancasila satu persatu dengan dalam kendati singkat sehingga Habib Rizieq begitu mengerti untuk merekatkan bangsa ini dengan Pancasila, sehingga opini ini mudah-mudahan direkam aparat intelijen untuk dijadikan bahan menilai siapa sebenarnya Habib Rizieq,” tutur Rocky.
Politik adu domba 4.0
Membaca pidato Habib Rizieq dan ulasannya soal revolusi akhlak dan Pancasila, Rocky Gerung menilai tokoh FPI itu ingin mengatakan kepada bangsa Indonesia janganlah FPI dan umat Islam dipandang radikal, diasosikan sebagai ISIS dan teroris.
“Poin penting ini mengubah cara pandang intelijen dan kekuasaan terhadap profil Habib Rizieq. Habib Rizieq sangat bagus membuat diskursus FPI adalah bagian dari upaya menghasilkan keindonesiaan,” jelasnya.
Namun sayangnya kata Rocky, rezim kekuasaan tidak senang dengan gerakan Habib Rizieq ini. Rocky menuding rezim kekuasaan sengaja memojokkan Habib Rizieq dan FPI sebagai bahan untuk mengokohkan legitimasinya. Padahal cara demikian justri berbalik, kekuasaan malah makin tak bisa membalikkan legitimasinya.
Rocky juga menyoroti rezim kekuasaan berupaya memisahkan berbagai elemen dari Habib Rizieq. Termasuk upaya memisahkan antara Habib Rizieq dengan Gatot Nurmantyo, yang saat ini menjadi dua simbol terdepan oposisi.
“Cara kekuasaan adu domba dengan memisahkan elemen (dari Habib Rizieq) mudah dikendalikan. Itu tak akan berhasil, itu kan politik devide at empera 4.0, yang sebetulnya orang dengan mudah tangkap mengapa oposisi yang diwakili KAMI dan FPI itu harus dikendalikan. Untuk apa, kan nggak ada kriminal, nggak ada makar, jadi orang mulai paham kekuasaan nggak punya manual baru untuk baca keadaan,” ujar Rocky.[hops]