[PORTAL-ISLAM.ID] Tragedi Kemanusiaan hilangnya nyawa enam orang anggota Laskar FPI yang ditembak polisi, menimbulkan keprihatinan dari sisi kemanusiaan dan juga kewarasan otak.
Pertama kali berita penembakan mati enam laskar FPI disampaikan pihak Polda Metro Jaya melalui konferensi pers Senin siang hari, atau durasi 11-12 jam pasca kejadian.
Versi pihak polisi menyebutkan enam laskar FPI yang sedang mengawal Habib Rizieq itu akhirnya ditembak mati karena menyerang polisi.
Publik di sosial media tak begitu saja percaya dengan versi polisi.
"Kejadiannya malam hari. Mobil-mobilnya preman. Para penumpangnya berpakaian preman juga. Tapi kok bisa ada diksi 'menyerang polisi'?
Padahal yang tahu itu polisi hanya polisi itu sendiri, atau pengarang cerita dan sutradara yang mungkin lupa jadwal servis dengkul berikut otaknya," ungkap netizen @dutaMasarya di twitter.
Ada lagi netizen yang mengungkap logika:
"Gak ada olah TKP, gak ada police line, gak ada vidio/photo saat para pelaku penyerang terbujur di TKP, gak ada saksi mata padahal di jalur tol paling hectic se-Indonesia.
Ujug² konpress dan menyatakan self-defense shot.
Lalu kita disuruh manggut² mengamini. Takjub," kicau akun twitter @iSpuks.