Rugi Karena tak Mau Curang
Baru setahun Fahri Hamzah tak menjadi pejabat di DPR, ia sudah berubah. Berubahnya cepat sekali. Tak terlihat lagi bahwa ia sebagai seorang politisi atau mantan pejabat yang berpengaruh. Singa parlemen, kata orang.
Ia berubah menjadi pengusaha yang detail. Ganti posisi. Seluk-beluk usahanya, begitu dikuasainya. Ia cepat "move on" dan tak canggung, apalagi ragu. Post power syndrome, jauh dari istilah Fahri. Ia langsung nyemplung.
Tapi, kenapa ia bisa gagal atau rugi? Itu satu sekolah yang harus dibayar, mungkin. Banyak pengusaha sukses juga begitu. Belajar dari kerugian. Tapi seperti kata Anis Matta dulu, itu karena Fahri orang jujur. Ia tak mau curang.
Ia memilih berhenti dulu. Tapi, malang tak dapat ditolak, mujur tak dapat diraih, Edhy Prabowo ditangkap KPK, sebelum ia sempat bertemu langsung untuk berdiskusi membahas persoalan bisnisnya dan kelanjutannya.
Asyiknya, keterangan-keterangan Fahri pasca ditangkapnya Edhy Prabowo oleh KPK, membuat ia terlihat begitu berbeda. Ia tak lagi mengkritik KPK, tapi justru mengarahkan di mana titik persoalan korupsi itu bisa merebak.
Ia bukan lagi bicara teori, melainkan praktik. Apa yang sebenarnya terjadi di lapangan. Bukan lagi melihat dari menara gading. Tak ada lagi teori hukum dan teori-teori demokrasi. Ini membuat Fahri layaknya mawar. Yakni tetap harum di mana pun tumbuh. Keren Bang Fahri.
Selengkapnya simak Video - ILC Fahri Hamzah tadi malam...
Fahri Hamzah Ceritakan Pengalaman Rugi Saat Menjadi Eksportir Lobster | ILC tvOne
[Video]
[Oleh: Erizal]