Anies Baswedan, Sandiaga Uno dan Erick Thohir
Andai Anies Baswedan tak dicopot dari posisi menterinya sulit dipastikan dia berada di barisan oposan Jokowi seperti saat ini dan berada pada posisi strategis yang menjanjikan karir politiknya sebagaimana yang dijabatnya sekarang.
Dikhawatirkan menjadi pesaing bagi Jokowi dimasa Pilpres 2019 diapun direshuffle dari posisinya dan ternyata disitulah momentumnya sehingga harapan untuk meraih RI-1 dikemudian hari lebih terbuka lebar dengan posisinya sekarang sebagai gubernur ibu kota yang juga sarat prestise namun teruji dengan segala prestasi yang sudah diukirnya sekalipun rival politik senantiasa menggembosi langkah-langkahnya.
Beruntung Anies direshuffle karena kalau tidak demikian pasti masih bergelar cebong sampai saat ini.
Jokowi tinggal menyisakan beberapa tahun lagi berkuasa dan selepas ini belum terlihat kemanakah bandul politik kubu kompetitor akan mengarah untuk menentukan siapa sosok yang layak untuk jadi sang pengganti.
Jadi, Sandiaga Salahuddin Uno pun sudah mengkalkulasikan hal ini, tanpa memiliki modal politik kekuasan, modal finansial yang dia milikipun tak cukup untuk menjadi magnet bagi peluang dia untuk kontestasi Pilpres dimasa yang akan datang dimana pesaing terdekatnya selain Anies Baswedan adalah kawan akrab dan juga pengusaha yang sudah menjadi bawahan Jokowi pada periode ke-2 ini yaitu Erick Thohir yang menjabat sebagai Menteri BUMN.
Ini adalah tentang momentum, peluang dan kapasitas. Momentumnya adalah ini periode terakhir Jokowi, peluangnya adalah belum ada media darling figure yang determinan sebagaimana kemunculan Jokowi diawal tahun 2012 yang mana kemungkinan tren seperti itu sepertinya tak lagi ampuh tuk menarik publik. Dan yang terakhir adalah kapasitas, baik Anies, Sandi dan Erick ketiganya adalah sosok yang memiliki integritas dan kapasitas dengan segala keunggulan dan kemampuan yang mereka miliki.
Politik itu dinamis, kemarin musuh sekarang kawan, kemarin lawan sekarang teman. Baik Anies, Sandi dan Erick ketiganya ini adalah oportunis sejati dalam berpolitik, dan bisa jadi salah satu atau bahkan semuanya akan diproyeksikan untuk menjadi sang boneka para kapitalis yang baru, atau bahkan menjadi pemimpin yang sesungguhnya yang berpihak pada rakyat.
Semoga Allah menggilirkan yang amanah untuk kepemimpinan yang akan datang.
(Zulkifli AN)