Alotnya Penunjukan Menteri Yaqut
Presiden Joko Widodo melantik Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menggantikan Fachrul Razi di Istana Negara, Jakarta, kemarin (23/12/2020). Ia dilantik bersama lima menteri baru Kabinet Indonesia Kerja. Seusai pelantikan, kepada wartawan, Yaqut menceritakan sedikit proses dirinya diangkat oleh Jokowi sebagai Menteri Agama.
Menurut Yaqut, ia dihubungi Menteri Sekretaris Negara Pratikno pada Kamis pecan lalu untuk menjadi kandidat menteri dalam perombakan kabinet yang pertama kali dalam pemerintahan Joko Widodo-Ma'ruf Amin. "Lalu, saya dikasih tahu untuk menghadap ke Istana ini pada pagi kemarin (Selasa pagi)," kata Yaqut, kemarin.
Sejumlah sumber Tempo di pemerintahan dan partai pendukung Jokowi menyebutkan penunjukan Yaqut sebagai Menteri Agama berlangsung dalam proses lobi yang alot antara Jokowi dan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar. Keputusan perombakan disampaikan Jokowi kepada Muhaimin dalam pertemuan tertutup di Semarang, Jumat pekan lalu. Presiden mengatakan akan melukir jatah PKB dari portofolio Kementerian Perdagangan ke Kementerian Agama.
Syaratnya, PKB merelakan Agus Suparmanto dicopot dari jabatan Menteri Perdagangan. Sebagai gantinya, posisi kementerian ini diisi oleh Muhammad Lutfi, Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat. Selanjutnya, Istana menyodorkan dua calon Menteri Agama, kakak-adik Yahya Cholil Staquf dan Yaqut Cholil Qoumas. Keduanya putra Kiai Haji Cholil Bisri, pendiri PKB.
Yahya adalah Khatib Aam Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, semacam sekretaris jenderal dewan musyawarah ulama NU. Sedangkan Yaqut adalah Ketua Umum Gerakan Pemuda Ansor, badan otonom di bawah NU, sekaligus anggota Dewan Perwakilan Rakyat dari PKB.
Muhaimin, kata sumber, tak keberatan Agus Suparmanto dicopot. Hanya, ketika disodori nama Yahya dan Yaqut, dia menolak. Alasannya, meski sama-sama berlatar belakang NU, Yahya dan Yaqut bukan inner circle perkawanan Muhaimin. Alasan lain, Muhaimin sudah punya calon, Duta Besar Indonesia untuk Arab Saudi, Agus Maftuh Abegebriel.
Namun Jokowi menolak Agus Maftuh dengan alasan Menteri Agama perlu diisi oleh figur yang kuat merepresentasikan NU, baik secara struktural maupun kultural. “Yahya dan Yaqut memiliki kualifikasi itu,” ujar sumber tersebut. Belakangan, Muhaimin setuju Yaqut menjadi Menteri Agama.
Sumber lain di pemerintahan menyebutkan Istana lebih menyukai Yahya Cholil Staquf karena dianggap berkompeten dan memiliki jaringan internasional. Dia pun dekat dengan orang-orang di lingkaran Istana dan pernah dipercaya Jokowi menjadi anggota Dewan Pertimbangan Presiden selama 2018-2019, menggantikan Hasyim Muzadi yang wafat.
Menteri Sekretaris Negara Pratikno tidak menjawab permintaan konfirmasi Tempo perihal ini.
(Sumber: Koran TEMPO)
___
*NB: Yahya Cholil Staquf pernah bikin geger dengan kunjungannya ke Israel dan diterima Perdana Menteri Benyamin Netanyahu pada 14 Juni 2018.